Alat–alat pemantau umumnya termasuk Peralatan-peralatan
yang mampu mengukur perubahan-perubahan, khususnya untuk poros-poros yang
berputar, atau
perubahan-perubahan suhu operasional pada sistem mekanis maupun elektris. Dalam
setiap kasusnya, unit-unit
yang bisa dijinjing, dengan
probe-probe jarak jauh atau sensor-sensor yang terpasang secara tetap/permanen, yang disambung pada
sistem-sistem pengukuran di kapal,
bisa
digunakan.
Kelebihan dari instalasi yang dipasang
secara tetap ialah bahwa pembacaan-pembacaan bisa dilakukan secara
terus-menerus sehingga memberikan perawatan bersifat pencegahan pada saat yang
tepat.
Disinilah letak penyebabnya mengapa banyak
teknologi maju atau canggih dibuat. Sebagai contoh, sistem multilog SKF
berbentuk modul membuat pengukuran-pengukuran bisa ditangkap dari sensor-sensor
dibanyak lokasi. Datanya secara otomatis bisa dikirimkan ke server database
dengan perangkat lunak untuk analisis yang khusus dipasang untuknya (dedicated analysis software). Sistem
pemantauan untuk keseluruhannya (overall
monitoring system) bisa secara operasional disambungkan satu sama lainnya (interconnected) dengan sistem pengontrol
yang didistribusikan di kapal (Ship’s
Distributed Control System-DSC), memungkinkan parameter-parameter untuk
keperluan operasi seperti putaran mesin dianalisis dengan data operasi lainnya.
Jenis sistem pemantauan ini membuat Condition Monitoring (CM) menjadi
handal, konsisten, dan sangat akurat
dengan data yang tertangkap terpresentasikan dalam format yang mudah
dimengerti.
Meskipun begitu, patut untuk
dipertimbangkan bahwa pergantian cepat sesungguhnya (transient nature) dari banyak awak kapal bisa membuat sulit untuk
menjaga atau mempertahankan standar perawatan yang tinggi secara konsisten
untuk setiap kapal. Tanpa keterampilan dari spesialis CM yang telah
berpengalaman detail-detail yang lebih rinci (finer detail) dari data yang dikumpulkan bisa menjadi sulit untuk
diinterpretasikan. Karena itu,opsi lebih lanjut
khususnya untuk kapal-kapal yang lebih besar, adalah berpartner
dengan suatu organisasi SKF yang menawarkan 24/7 pemantau jarak jauh (remote monitoring) untuk sistem di kapal
dengan menggunakan sistem-sistem komunikasi standar dari kapal.
Akibat yang akan ditimbulkan bila
perawatan mesin tidak dilaksanakan dengan baik, maka akan terjadi
sebagai berikut.
· Kapal tabrakan, karena kerusakan
permesinan secara mendadak,
tidak
terkontrol, dan
sebagainya.
· Kapal tenggelam, hilangnya kapal
termasuk anak-buah kapal dan seluruh
muatan (Total Lost), karena tabrakan, pecahnya “see chest”, kebakaran di dalam kamar mesin, dan sebagainya.
· Kapal bergetar, akibat perawatan dan
perbaikan Poros Engkol yang tidak tepat, sehingga dapat merusak bagian-bagian
mesin lainnya.
· Kapal bergetar, salah satu Daun
Baling-baling (Propeller) pernah kandas atau menghantam balok keras, dapat juga merusak
bagian-bagian mesin ataupun instalasi listrik kapal.
· Kapal menganggur (delay), karena
terjadinya kerusakan dan perbaikan yang tidak terencana (Break Down) dan tidak
cukup suku cadangnya.
· Pembengkakkan (overheat) biaya operasi kapal, karena kerugian
–kerugian terus-menerus sulit dipekirakan (dianggarkan).
· Biro klarifikasi tidak merekomendasikan kapal
untuk berlayar, karena
permesinan kapal tidak
memenuhi syarat Klass.
· Rekanan usaha perdagangan tidak
merekomendasikan untuk menyewa (charter)
kapal tersebut.
Asuransi
akan membebankan biaya yang lebih kepada perusahaan kapal secara keseluruhan tidak
menjalankan perawatan dan perbaikan dengan benar (Low performance).
No comments:
Post a Comment