Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Thursday, June 20, 2024

Pengertian Anak Tunagrahita

 


Menurut PP No. 72 Tahun 1991 anak tuna grahita adalah anak yang secara signifikan memiliki kecerdasan di bawah rata-rata pada umumnya dengan disertai hambatan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar. Apriyanto (2014: 14) menyatakan anak tuna grahita dalam kehidupannya memiliki hambatan dalam perkembangan kognitif ( bawah rata-rata anak pada umumnya) dan hambatan dalam perilaku adaptif Akibat dari kondisi seperti itu, anak tuna grahita mengalami kesulitan belajar secara akademik (bahasa dan aritmatika atau matematika) dan kesulitan dalam hubungan interpersonal, kesulitan dalam mengurus diri, kesulitan dalam menilai situasi ketergantungan kepada orang lain, konflik, dan frustasi, dan belum mendapat perhatian yang memadai (Rahmandhani et al., 2021).

 

Bratanata (Efendi 2008: 88) Seseorang dikategorikan berkelainan mental subnormal atau tunagrahita, jika ia memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya (di bawah normal), sehingga untuk meniti tugas perkembangannya memerlukan bantuan atau layanan secara spesifik, termasuk dalam program pendidikannya. (Pratiwi, 2013) menyatakan bahwa banyak sekali istilah yang dikaitkan dengan tunagrahita, antara lain sebagai berikut:

1. Lemah pikiran (feeble minded).

2. Keterbelakangan mental (mentally retarded).

3. Mampu didik (educable). Mampu latih (trainable).

4. Ketergantungan penuh (totally dependent).

5. Mental subnormal. Defisit mental atau defisit kognitif.

6. Cacat mental atau defisiensi mental.

7. Gangguan intelektual.

Tunagrahita (seseorang yang memiliki hambatan kecerdasan) menurut Kustawan, D. (2016) merupakan anak yang memiliki inteligensi yang signifkan berada dibawah  rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan.

Ia juga mengatakan bahwa anak dengan tunagrahita mempunyai hambatan akademik yang sedemikian rupa sehingga dalam layanan pembelajarannya memerlukan modifikasi kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan khususnya. Masyarakat pada umumnya mengenal tunagrahita sebagai retardasi mental atau terbelakang mental atau idiot. Rachmayana, D. (2016) mengemukakakan bahwa tunagrahita berarti suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berperilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun. Ia juga mengatakan bahwa orang-orang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki perkembangan kecerdasan (IQ) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial.

Ada beberapa karakteristik yang dapat dipelajari, Menurut Astati (Apriyanto, 2014: 34-35) karakteristik anak yang mengalami tunagrahita yang dapat dipelajari meliputi:

1.      Kecerdasan Kapasitas belajar anak terbelakang sangat terbatas. Terlebih lagi kapasitas mengenai hal-hal yang abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan membeo (rote learning) daripada dengan pengertian. Dari hari ke hari dibuatnya kesalahan-kesalahan yang sama. Perkembangan. mentalnya mencapai puncak pada usia masih muda.

2.      Sosial Dalam pergaulan, mereka tidak dapat mengurus, memelihara, dan memimpin dirinya sendiri. Waktu masih muda harus senantiasa dibantu, setelah dewasa kepentingan ekonominya bergantung pada orang lain. Mereka mudah terperosok ke dalam tingkah laku yang tidak baik.

3.      Fungsi-fungsi mental lain Mereka mengalami kesukaran memusatkan perhatian, minatnya sedikit dan cepat beralih perhatian, pelupa, sukar membuat asosiasi- asosiasi, sukar membuat kreasi baru. Mereka cenderung menghindar dan berfikir.

4.      Dorongan dan emosi Anak yang memperlihatkan dorongan untuk mempertahankan dirinya. Kehidupan dan penghayatan terbatas.

5.      Kepribadian Anak tuna grahita jarang yang mempunyai kepribadian yang dinamis, menawan, berwibawa, dan berpandangan luas. Kepribadian mereka pada umumnya mudah goyah.

6.      Organisme Baik struktur tubuh maupun fungsi organismenya, anak tuna grahita pada umumnya kurang dari anak normal. Sikap dan gerakannya kurang sigap. Mereka juga kurang mampu melihat persamaan dan perbedaan

 

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts