Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Thursday, June 20, 2024

Macam-Macam Literasi

 


Ruang lingkup literasi seperti konsep kemampuan berbahasa terbagi atas empat aspek atau biasa disebut “Caturtunggal Bahasa” atau kemapuan berbahasa.dalam ilmu bahasa,keterampilan berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena ketika orang bisa menguasai keterampilan berbahasa seorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud. Farid ahmadi dkk, sejak lama membagi keterampilan berbahasa meliputi empat aspek. Empat aspek tersebut, yaitu (Ahmadi, 2019):

1.      Literasi Membaca

Membaca merupakan keterampilan yang berguna sepanjang hidup. Menurut Laily dalam Abdul Kholiq kemampuan membaca merupakan kemampuan memahami dan mengenali kata yang ada pada bacaan (Kholiq, 2018). Membaca diartikan sebagai upaya memahami dan menggunakan dalam berbagai jenis teks untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan membaca yaitu mengembangkan pengetahuan seseorang. Maka, membaca diartikan sebagai kegiatan memahami makna serta menggunakan informasi dalam suatu bacaan. Dengan memiliki kemampuan membaca anak akan mudah menyelesaikan tugas serta dapat memahami pelajaran dengan mudah.

Abidin berpendapat bahwa membaca merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa untuk memiliki kemampuan membaca (Khasanah,2016). Membaca dilakukan tidak semata-mata untuk membaca saja tetapi mengembangkan keterampilan, kemampuan siswa dalam memahami, mengkritisi sebuah wacana yang tertulis. Membaca merupakan sebagian proses dari pendidikan dan dengan pendidikan siswa akan mengembangkan potensi yang dimilikinya serta menjadikan siswa berpikir secara rasional terhadap apa yang telah dibaca, didengar dan dilihat.

2.      Literasi Menulis

Menurut Marwoto menulis merupakan kegiatan untuk mengungkapkan ide, gagasan, pengetahuan serta pengalamannya melalaui bahasa tulis (Mahmud, 2017). Dalam dunia pendididkan menulis diajarkan sejak usia dini. Meskipun menulis bukan aspek yang utama untuk anak usia dini, akan tetapi dengan kemampuan menulis akan membantunya saat belajar dan pendidikan selanjutnya. Menurut Lado dalam Ahmad Susanto menulis merupakan kemampuan menirukan dan melukiskan simbol-simbol secara alamiah (Susanto, 2011). Kegiatan menulis tidak diperoleh secara alamiah akan tetapi harus rajin dan rutin berlatih. Pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan pendekatan melalui cerita.

Sehubungan dengan pengertian menulis di atas, literasi menulis haruslah diartikan sebagai suatu proses yang bertujuan mengembangkan kemampuan menulis siswa. Guru harus membekali siswa dengan menggunakan strategi menulis yang sesuai dengan tahapannya. Dengan adanya kolaborasi antara guru dan siswa maka program literasi menulis di sekolah akan mencapai hasil memuaskan, dan tanpa adanya kolaborasi antara guru dan siswa maka kemampuan berbahasa anak tidak akan berkembang.

Tujuan program literasi menulis, yaitu:

a.       Kegiatan memahami teks.

b.      Program literasi menulis diorientasikan kepada siswa agar mampu berpikir kritis, problem solving dan kreatif.

c.       Membekali siswa dalam strategi menulis, sehingga siswa terhindar dari kesulitan saat menulis (Abidin, dkk, 2018).

3.      Literasi Menyimak

Sejak awal kehidupan menyimak telah digunakan. Indera pendengaran yang pertama digunakan untuk menyimak sebelum membaca, menulis dan berbicara. Menurut Tarigan, kemampuan menyimak merupakan kemampuan mendengarkan dan menanggapi isi cerita. Secara teoritis menyimak berbeda dengan mendengarkan. Mendengarkan merupakan bahasa reseptif pasif dari indra pendengaran. Serta mendengar sengaja atau tanpa tujuan. Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan secara aktif untuk memperoleh pesan dan informasi dari sesorang secara lisan. Menyimak merupakan kegiatan aktif untuk memahami subjek dengan komunikasi (memori) dan interpretasi (berfikir).

Menyimak merupakan aspek yang penting untuk mencapai tujuan pembelajaran terutama bahasa. Menyimak melibatkan suara dan bicara dan memberikan makna terhadap komunikasi yang disampaikan. Adapun faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak menurut pendapat Bromley yaitu:

a.       Faktor penyimak, hal ini berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap informasi yang telah disampaikan.

b.      Faktor situasi, faktir situasi berkaitan dengan lingkungan anak, untuk menyerap informasi terhindar dari gangguan suara dan bunyi-bunyian.

c.       Faktor pembicara, pembicara dalam hal menyimak ini yang dimaksud adalah guru harus bisa menyampaikan informasi dengan berbagai cara (redundancy) sehingga anak dapat menyimak secara aktif (Anggraeni, 2019).

Secara umum tujuan menyimak adalah memahami informasi atau pesan lisan yang disampaikan baik secara langsung maupun tidak. Menurut Tarigan tujuan menyimak adalah:

a.       Belajar

b.      Mengevaluasi

c.       Menyampaikan ide-ide

d.      Memecahkan masalah

e.       Mengapresiasi (Anggraeni, 2019).

4.      Literasi Berbicara

Bahasa (language) dan bicara (speech) merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Hurlock berpendapat bahasa merupakan bentuk komunikasi yang ditimbulkan dari pikiran dan menyampaikan makna kepada orang lain. (Zubaidah, 2004) Anak memperoleh bahasa dari perbendaharaan kata yang diucapkannya maupun diucapkan orang lain. Menurut Brown & Yule, kemampuan berbicara merupakan kemampuan mengucapkan kemampuan bunyi bahasa. Apabila anak tidak memiliki perbendaharaan kata atau kosa kata maka anak akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan pesan atau berbicara. Anak belajar bicara untuk pemenuhan kebutuhan. Anak akan lancar berbicara ketika ia sudah siap berbicara dan memiliki perbendaharaan kata. Ada dua aspek yang dapat mempengaruhi  berbicara anak usia dini yaitu aspek kognitif dan aspek bahasa.

Perkembangan berbicara merupakan perkembangan yang setiap harinya akan semakin baik, yang dibagi atas beberapa periode yaitu:

a.       Periode pralingual (preverbal)

b.      Periode lingual dini (awal verbal)

c.       Periode deferensiasi

d.      Periode pematangan (Karlina, 2018).

Dari   setiap   tahapan periode perkembangan berbicara tersebut terdapat beberapa aspek di dalamnya yaitu:

a.       Fonologis (anak usia dini belajar mengatur bunyi/suara menjadi makna/ bahasa).

b.      Semantik (tahapan kemampuan memahami bahasa)

c.       Sintaksis (tahapan kemampuan menempatkan kata menjadi suatu kalimat).

d.      Morfologis (tahapan kemampuan membedakan bentuk kata dan kalimat).

e.       Metalinguistik (tahapan kemampuan berbahasa serta berbicara dengan benar).

f.       Pragmatik (tahapan kemampuan penggunaan bahasa secara tepat).

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts