Komunikasi
merupakan suatu proses timbal balik yang terjadi antara pengirim dan penerima
pesan. Proses komunikasi terdiri dari orang yang mengirim pesan, isi pesan,
serta orang yang menerima pesan. Antara si pengirim pesan maupun si penerima
pesan saling mempengaruhi. Orang yang menerima pesan akan menjawab atau memberi
reaksi terhadap pengiriman pesan, sehingga terjadi interaksi antara pengirim
pesan dan penerima pesan.
Dalam Buku
Materi Pokok Mata Kuliah Gangguan Interaksi-Komunikasi (Permanarian Somad,
2007) dijelaskan bahwa istilah komunikasi (dalam bahasa Inggris communication)
berasal dari bahasa latin, yaitu communicare yang berarti memberi (impart).
Communicare bersumber dari kata communis yang berarti sama makna mengenai suatu
hal. Komunikasi merupakan suatu aktivitas atau peristiwa transmisi informasi
yang merupakan proses penyampaian informasi antara individu dengan individu
atau individu dengan kelompok melalui sistem simbol yang umum digunakan seperti
pesan verbal dan tulisan, serta melalui isyarat atau simbol lainnya.
Untuk
berlangsungnya suatu komunikasi, diperlukan adanya penggunaan sistem simbol
yang sama-sama dimengerti oleh pelaku komunikasi sehingga didapatkan kesamaan
makna. Apabila dua orang atau lebih terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam
bentuk percakapan, komunikasi akan berlangsung selama ada kesamaan makna
mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam
percakapan belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Maka percakapan orang-orang
tadi dapat dikatakan komunikatif apabila mereka, selain mengerti bahasa yang
digunakan, juga mengerti maknanya.
Dalam
komunikasi selalu ada tiga komponen yang terlibat yaitu pengirim pesan atau
komunikator (a sender), pesan (a message), dan penerima atau komunikan (a
receiver).
Secara
terminologis, komunikasi berarti penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang
pada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial (Sunardi dan Sunaryo,
2006:174). Pengertian komunikasi di sini lebih menekankan komunikasi sebagai
alat hubungan sosial sebagai konsekuensi dari manusia sebagai makhluk sosial. Sehingga
untuk menjalankan perannya sebagai makhluk sosial manusia harus berkomunikasi.
Menurut
Everet M. Rogers komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku.
Menurut
Gerald R. Miller: komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu
pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku
penerima.
Menurut
Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk
mengubah perilaku orang lain.
Menurut
Theodore M. Newcomb, setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu
transmisi informasiyang terdiri dari rangsangan yang diskriminatif dari sumber
kepada penerima.
Jadi
komunikasi adalah suatu proses yang kompleks di dalam dan di antara dua mitra
(atau lebih) antara pengirim pesan dan penerima pesan artinya selama proses
interaksi tersebut dibangun dibutuhkan berbagai hal (tidak hanya kode-kode
saja) tetapi dibutuhkan berbagai kemampuan seperti kemampuan untuk memberikan
perhatian, menatap dan/atau mendengarkan, termotivasi dan mampu menafsirkan apa
yang difahami, dan termotivasi untuk merespon.
The American
Speech – Language – Hearing Assosiation (ASHA) mendefinisikan a communication
disorder is “An impairment in the ability to receive, send, process, and
comprehend concepts or verbal, nonverbal, and graphic symbol systems. A
communication disorder may be evident in the processes of hearing, language, and/or
speech. A communication disorder may range in severity from mild to profound.
It may be developmental or acquired. Individuals may demonstrate one or any
combination of the three aspects of communication disorders. A communication
disorder may result in a primary disability or it may be secondary to other
disabilities” (ASHA, 1993).
Komunikasi
pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian pesan. Proses tersebut melibatkan
dua pihak yang berkomunikasi yang masing-masing bertujuan membangun suatu makna
agar keduanya memahami atas apa yang sedang dikomunikasikan. Komunikasi dapat
diartikan sebagai suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pen-
golahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau
lebih dengan tujuan ter- tentu. Pada komunikasi lisan, terdapat istilah yang
menjadi prasyarat utama, yaitu interaksi. Interaksi bertujuan mendapatkan makna
yang sama-sama dimengerti oleh pihak-pihak yang berkomunikasi.
Bagaimana
cara mengoptimalkan komunikasi berkenaan dengan interaksi pada anak usia dini?.
Seyogyanya hal ini kita mulai dari lingkungan terdekat anak yaitu keluarga.
Melalui pola komunikasi yang tepat seiring dengan kemampuan berbahasa orang tua
yang akan ditrasfer pada anak lewat komunikasi yang efektif, maka segala hal
positif berkenaan dengan tumbuhkembang anak yang sesuai harapan akan terpenuhi.
Beberapa
teori pembelajaran bahasa anak dapat dijadikan bahan acuan analisis penyusunan
strategi komunikasi terhadap anak usia dini sesuai dengan tingkatan pertumbuhan
dan perkembangannya. Perkembangan strategi komunikasi berawal dari perkembangan
bahasa anak. Bahasa anak awalnya berkembang secara alami. Proses ini dikenal
dengan pemerolehan bahasa. Melalui interaksi dengan lingkungan anak memperoleh
pengalaman yang memberi sumbangan terhadap perkembangan bahasa. Di samping itu,
bahasa anak juga dapat distimulasi dengan berbagai cara. Stimulasi tersebut
dikenal dengan pembelajaran yang direalisasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan
belajar atau bermain. Agar pendidik dapat memberikan stimulasi yang tepat,
pendidik perlu memiliki pengetahuantentang perkembangan bahasa.
No comments:
Post a Comment