Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Wednesday, January 16, 2019

Model Pembelajaran Discovery


A.    Model Pembelajaran Discovery

1.     Pembelajaran Discovery

Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Menurut Kurniasih & Sani (2014, hlm. 64) discovery learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Selanjutnya, Sani (2014, hlm. 97) mengungkapkan bahwa discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
Pernyataan lebih lanjut dikemukakan oleh Hosnan (2014, hlm. 282) bahwa discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi. Wilcox (dalam Hosnan, 2014, hlm. 281) menyatakan bahwa dalam pembelajaran dengan penemuan, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Model discovery merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Bahan ajar yang disajikan dalam bentuk pertanyaan atau permasalahan yang harus diselesaikan. Jadi siswa memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, melainkan melalui penemuan sendiri. Bruner dalam Kemendikbud, (2013, hlm. 4) mengemukakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Penggunaan discovery learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus Ekspositori, siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus discovery, siswa menemukan informasi sendiri. Sardiman dalam Kemendikbud, (2013, hlm. 4) mengungkapkan bahwa dalam mengaplikasikan model discovery learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.
Menindaklanjuti beberapa pendapat yang telah dikemukakan para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa model discovery learning adalah suatu proses pembelajaran yang penyampaian materinya disajikan secara tidak lengkap dan menuntut siswa terlibat secara aktif untuk menemukan sendiri suatu konsep ataupun prinsip yang belum diketahuinya.

2.     Karakteristik dan Tujuan Pembelajaran Discovery

Menurut Hosnan (2014) ciri atau karakteristik pembelajaran Discovery antara lain sebagai berikut :
a.      Mengeksplirasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menghubungkan dan menggeneralisasi pengetahuan
b.     Berpusat pada siswa
c.      Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada.
Sedangkan menurut Bell, Metode pembelajaran discovery memiliki tujuan untuk melatih siswa untuk mandiri dan kreatif. Antara lain sebagain berikut (Hosnan, hlm. 2014) :
a.      Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran .
b.     Melalui pembelajaran dan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.
c.      Siswa belajar menumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan.
d.     Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.
e.      Terdapat beberapa fakta yeng menunjukan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.
f.      Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah di transfer untuk aktifitas baru dan diaplikasiakan dalam situasi belajar yang baru.
Bell (hosnan, 2014 hlm. 284) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni pada tabel berikut
Tabel 2.1
Tabel Tujuan Metode Discovery Learning
NO
Tujuan Metode Discovery Learning
1
Dalam penemuan siswa meilki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran
2
Melaluai pembelajaran dengan penemuan, siswa menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak juga siswa banyak meramalkan informasi tambahan yang diberikan.
3
Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperolah informasi yang bermanfaat untuk menemukan.
4
Pembelajaran dengan penemuan, membantu siswa membentuk cara kerja yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.
5
Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.
6
Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberpa kasus, lebih mudah diransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situsi belajar yang baru.
Sumber : Bell (Hosnan, 2014, hlm. 284)
Dari penjelasan tujuan metode Discovery Learning di atas, dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran yang mengguanakan metode Discovery Learning siswa diberi kesempatan untuk aktif melatih siswa untuk menemukan konsep-konsep baru demi mendukung perluasan ilmu pengetahuan khususnya dalam pembelajaran IPS.

3.     Langkah – Langah Model Pembelajaran Discovery

Pengaplikasian model discovery learning dalam pembelajaran, terdapat beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Kurniasih & Sani (2014, hlm. 68-71) mengemukakan langkah-langkah operasional model discovery learning yaitu sebagai berikut.
a.      Langkah persiapan model discovery learning
1.     Menentukan tujuan pembelajaran.
2.     Melakukan identifikasi karakteristik siswa.
3.      Memilih materi pelajaran.
4.     Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
b.      Prosedur aplikasi model discovery learning
1.      Stimulation (stimulasi/pemberian rangsang)
Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
2.     Problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
3.     Data collection (pengumpulan data)
Tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara, melakukan uji coba sendiri untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
4.     Data processing (pengolahan data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh siswa melalui wawancara, observasi dan sebagainya. Tahap ini berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi, sehingga siswa akan mendapatkan pengetahuan baru dari alternatif jawaban yang perlu mendapat pembuktian secara logis
5.     Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melalakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif dan dihubungkan dengan hasil pengolahan data.
6.     Generalization (menarik kesimpulan)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Tabel 2.2
Langkah-langkah penerapan metode Discovery Learning
NO
Langkah-langkah Penerapan Metode Discovery Learning
1.
Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan memberikan penjelasan ringkas.
2.
Guru mengajukan pertanyaan atau permsalahan yang terkait dengan topik yang di kaji.
3.
Kelompok merumuskan hipotesis dan merancang percobaan. Guru membimbing dalam perumusan hipotesis dan merencanakan percobaan.
4.
Kelopok melakukan percobaan atau pengamatan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis.
5.
Kelompok mengorganisasikan dan menganalisis data serta membuat laporan hasil percobaan atau pengamatan. Kelompok memaparkan hasil investigasi.
6.
Kelompok memaparan hasil investigasi (percobaan atau pengamatan) dan mengemukakan konsep yang ditemukan. Guru membimbing peserta didik dalam mengkonstruksi konsep berdasarkan hasil investigasi.
Sumber : Sani (2015, hlm. 99)
Dari penjelasan tentang tahapan-tahapan secara umum dalam metode Discovery Learning, siswa dalam hal ini selalu melakukan eksplorasi terkait materi yang dibahas dan guru memfasilitasi siwa untuk mengadakan eksplorasi tersebut, sehingga menjadi pembelajaran yang lebih bermakna.

4.     Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning

Pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran harus diiringi dengan suatu pertimbangan untuk mendapatkan suatu kebaikan ataupun kelebihan. Hosnan (2014, hlm. 287-288) mengemukakan beberapa kelebihan dari model discovery learning yakni sebagai berikut.
a.      Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.
b.     Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
c.       Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
d.      Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lain.
e.       Mendorong keterlibatan keaktifan siswa.
f.      Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
g.      Melatih siswa belajar mandiri.
h.     Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
Kurniasih & Sani (2014, hlm. 66-67) juga mengemukakan beberapa kelebihan dari model discovery learning, yaitu sebagai berikut.
a.       Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
b.      Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
c.       Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
d.     Siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
e.      Menurut Marzano dalam Hosnan, (2014, hlm. 288), selain kelebihan yang telah diuraikan, masih ditemukan beberapa kelebihan dari model discovery learning, yaitu sebagai berikut.
f.      Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry.
g.     Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat.
h.     Hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik.
i.       Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berpikir bebas.
j.       Melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts