BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu
Anatomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kronologi masalah anatomi
mulai dari kejadian pemeriksaan kurban persembahan pada masa purba hingga
analisa rumit akan bagian-bagian tubuh oleh para ilmuwan modern. Dalam
perkembangannya, manusia kian memahami fungsi-fungsi dan struktur tubuh melalui
ilmu anatomi. Metode pemeriksaan selalu berkembang, dari pemeriksaan tubuh
hewan, pembedahan mayat, sampai ke teknik-teknik kompleks yang dikembangkan
pada satu abad terakhir.
Anatomi atau ilmu urai
mempelajari susunan tubuh dan hubungan bagian-bagiannya satu sama lain. Anatomi
berasal dari bahasa latin, yaitu : ANA yang berarti bagian, memisahkan dan TOMI
yang artinya iris atau potong. Jadi ANATOMI adalah ilmu yang mempelajari bentuk
dan susunan tubuh, baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan
alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan fisiologi berasal dari
bahasa latin yaitu FISI yang artinya alam atau cara kerja dan LOGOS yang
artinya ilmu pengetahuan. Jadi FISIOLOGI adalah ilmu yang mempelajari faal atau
pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian-bagian dari alat-alat tubuh
dan sebagainya. Jika digabungkan, anatomi-fisiologi memiliki arti ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan dan bagian alat
tubuh.
Anatomi dan fisiologi
manusia mempelajari tentang susunan tubuh dan bagaimana tubuh bekerja, sehingga
dapat menolong kita untuk mengerti mengenai tubuh manusia. Keduanya merupakan
dua cabang sains yang bisa dipelajari secara individual namun saling melengkapi
dan tidak bisa dipisahkan karena aktivitas suatu struktur tubuh juga ditentukan
oleh bentuk spesifiknya. Contohnya pancaindera (mata, hidung, telinga, lidah
dan kulit).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Anak usia dini berkembang
melalui seluruh inderanya seperti melihat (dengan pancaindera mata), meraba
(dengan pancaindera kulit), mendengar (dengan pancaindera telinga), mengecap
(dengan pancaindera lidah), mencium (dengan pancaindera hidung). Untuk
mengenali dan mengamati suatu objek, seluruh indera ini dirangsang melalui
kegiatan bermain. Perlu dipertimbangkan bahwa dunia anak adalah “dunia bermain”
karena “bermain” merupakan salah satu cara belajar yang efektif bagi anak usia
dini. Bermain bagi anak melakukan eksplorasi, petualangan penting sifatnya
karena mengisyaratkan kecintaannya akan pembelajaran dari rasa ingin tahu alami
(Aisyah Amini, 2010:4).
Anatomi adalah bidang ilmu
yang mempelajari tentang susunan dan struktur tubuh manusia dan bagaimana
hubungannya antara satu sama lain. Istilah anatomi sebenarnya berasal dari
bahasa Yunani. Ana yang berarti bagian, memisahkan dan Tomi yang artinya iris
atau potong. Anatomi bersifat kongkrit karena hal-hal seperti struktur tubuh
dapat dilihat, dirasakan dan diteliti secara langsung sehingga kita tidak
memerlukan imajinasi untuk membayangkan bentuk-bentuknya (Setiadi, 2007).
Pancaindera adalah
organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu.
Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa
(Sensory impression) dari organ idera menuju otak, dimana perasaan itu
ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan,
pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara lainnya timbul dari dalam, antara
lain lapar, haus, dan rasa sakit (Evelyn C. Pearce, 1987).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pancaindera
Penglihatan (Mata)
Syaraf optikus atau urat
syaraf cranial kedua adalah syaraf sensorik untuk penglihatan. Syaraf
penglihatan memiliki tiga pembungkus yang serupa dengan yang ada pada meningen
otak. Lapisan luarnya kuat dan fibrus serta bergabung dengan sclera, lapisan
tengah halus seperti arakhnoid, sementara lapisan dalam adalah vakuler
(mengandung banyak pembuluh darah). Mata adalah suatu struktur speris berisi
cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan tersebut
adalah (1 ) sclera/kornea, (2) koroid/badan siliaris/iris, dan
(3) retina.
Sclera/kornea adalah
pembungkus yang kuat dan fibrus sklera membentuk putih mata dan bersambung pada
bagian depan dengan sebuah jendela membrane yang bening yaitu kornea. Sclera
melindungi struktur mata yang sangat halus serta membantu mempertahankan bentuk
biji mata.
Khoroid atau lapisan tengah
berisi pembuluh darah, yang merupakan ranting-ranting arteria ofalmita, cabang
dari arteria karotis interna. Lapisan vaskuler ini membentuk iris yang
berlubang ditengahnya, atau yang disebut pupil (manik) mata. Iris adalah tirai
berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput khoroid. Iris berisi dua
kelopak serabut otot tak sadar atau otot polos.
Retina adalah lapisan syaraf
pada mata, yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut yaitu sel-sel syaraf,
batang-batang dan kerucut. Bagian yang paling peka pada retina adalah macula,
yang terletak tepat external terhadap diskus optik, persis berhadapan dengan
pusat pupil.
B. Pancaindera
Pencium (Hidung)
Indera pembau berfungsi
untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau air. Reseptor pembau
terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut epitelium
olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel
penyokong. Sel reseptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai
filament-filamen seperti rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius
berjalan menuju bulbus olfaktorius pada sistem syaraf pusat.
Dalam lamina propria tunita mukosa penciuman, selain
terdapat banyak pembuluh darah dan syaraf, ditemukan juga kelenjar-kelenjar
jenis tubule alveolar dengan sel-sel seromukosa yang dengan pas-positif.
Saluran ekskresi kelenjar ini bermuara ke epitel permukaan dan aliran
ekskresinya terus menerus membersihkan bagian apical sel-sel pencium. Dalam hal
ini senyawa-senyawa yang merangsang rasa penciuman secara tetap disingkirkan.
Jadi mempertahankan reseptor-reseptor selalu dalam keadaan siap menerima
stimulus yang baru.
Pembau dan pengecap saling
bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat
mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. Keadan ini akan
terganggu ketika kita sakit filek, dimana hubungan antara rongga hidung dan
rongga mulut terganggu sehingga uap makanan dari makanan di mulut tidak dapat mencapai
rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.
C. Pancaindera
Pengecap (Lidah)
Pada hakekatnya, lidah
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap. Lidah
sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsic lidah melakukan
semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada
bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat
penting pada saat mengunyah dan menelan.
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh
darah dan urat syaraf masuk dan keluar pada akarnya . ujung serta pinggiran
lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan
melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke belakang, maka
tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur
ligament halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian
anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan maka ujung lidah meruncing
dan bila terletak tenang di dasar mulut maka ujung lidah berbentuk bulat.
Selaput lender (membran
mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat berwarna merah jambu.
Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil yang terdiri atas
tiga jenis:
a.
Papillae sirkum valata, adalah jenis papillae yang terbesar,
dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papillae ini
tersusun berjejer membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.
b.
Papillae fungsi formis, menyebar pada permukaan ujung dan
sisi lidah dan berbentuk jamur.
c.
Papillae filiformis, adalah yang terbanyak dan menyebar pada
seluruh permukaan lidah. Papillae filiformis lebih berfungsi untuk menerima
rasa contoh dari pada rasa pengecapan yang sebenarnya.
Ada empat macam rasa kecapan
yaitu manis, pahit, asam dan asin. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan
ciri rasa tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung syaraf penciuman dan bukan
ujung syaraf pengecapan, supaya dapat dirasakan semua makanan harus menjadi
cairan serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung syaraf yang mampu
menerima rangsangan yang berbeda-beda.
D. Pancaindera
Pendengaran (Telinga)
Telinga adalah organ
pendengaran. Syaraf yang melayani indera ini adalah syaraf cranial kedelapan
atau nervus auditorius. Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar,
telinga tengah dan rongga telinga dalam.
a.
Telinga luar, terdiri atas aurikel atau pinna yang pada
binatang rendahan berukuran besar serta dapat bergerak dan membantu
mengumpulkan gelombang suara. Dan meatus auditorius externa yang menjorok ke dalam
menjauhi pinna, serta menghantarkan getaran suara menuju membrane timpani.
Liang ini berukuran panjang
sekitar 2 ½ cm sepertiga luarnya adalah tulang rawan sementara dua pertiga
dalamnya berupa tulang.
b.
Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang
mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah dalam membrane timpani atau
gendang telinga, yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius externa.
Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding membranosa,
sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam
prosesus mestoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut
aditus.
c.
Rongga te linga dalam berada dalam bagian ospetrosum tulang
temporalis. Rongga telinga dalam itu terdiri dari berbagai rongga yang
menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut
labirin tulang dan dilapisi membrane sehingga membentuk labirin membrannosa.
E. Pancaindera
Peraba (kulit)
Kulit adalah organ utama
yang berurusan dengan pelepasan panas dari tubuh. Fungsi kulit :
1.
Kulit sebagai organ pengatur panas. Panas dilepaskan oleh
kulit dengan berbagai cara:
a. Dengan penguapan, jumlah
keringat yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang mengalir melalui
pembuluh dalam kulit.
b. Dengan pemancaran, panas
dilepas pada udara disekitarnya
c. Dengan konduksi, panas
dialirkan ke benda yang disentuk seperti pakaian.
d. Dengan konveksi (pengaliran)
karena mengalirnya udara yang telah panas, maka udara yang menyentuh permukaan
tubuh diganti dengan udara yang lebih dingin.
2.
Kulit sebagai indera peraba
Rasa sentuhan yang
disebabkan oleh rangsangan pada ujung syaraf di dalam kulit berbeda beda
menurut ujung syaraf yang dirangsang. Perasaan panas, dingin, sakit, semua ini
perasaan yang berlainan.
Di dalam kulit terdapat
tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan, beberapa sensitif (peka) terhadap dingin, beberapa terhadap
panas, dan lain lagi terhadap sakit.
3.
Tempat penyimpanan
Kulit dan jaringan di
bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adipose di bawah
kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Anatomi dan fisiologi
manusia mempelajari tentang susunan tubuh dan bagaimana tubuh bekerja, sehingga
dapat menolong kita untuk mengerti mengenai tubuh manusia. Keduanya merupakan
dua cabang sains yang bisa dipelajari secara individual namun saling melengkapi
dan tidak bisa dipisahkan karena aktivitas suatu struktur tubuh juga ditentukan
oleh bentuk spesifiknya. Contohnya pancaindera (mata, hidung, telinga, lidah
dan kulit).
Pancaindera merupakan salah
satu bagian dari anatomi tubuh manusia yang memiliki fungsi sangat strategis.
Hal ini berhubungan dengan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh setiap pancaindera
tersebut.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan
uraian makalah anatomi tubuh maka diberikan saran sebagai berikut :
1. Guru di Taman Kanak-kanak
diharapkan dapat menambah wawasan tentang anatomi tubuh.
2. Guru di Taman kanak-kanak
diharapkan dapat menyampaikan materi tentang anatomi tubuh dengan kegiatan
pembelajaran dengan berbagai metode seperti bermain karena bermain merupakan salah
satu cara belajar yang tepat bagi anak usia dini dan sesuai dengan konsep
pembelajaran pada pendidikan anak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah,
Siti. 2007. Metode Khusus Pengembangan
Keterampilan Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Balai Pustaka.
Evelyn,
C. Pearce. 1987. Anatomi dan Fisiologi
Untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia.
Setiadi.
2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Soewolo,
dkk. 1999. Fisiologi Manusia.
http://fkunhas.com/indera-pengecap-anatomi
dan fungsi. 20100710312.html.
http://www.slideshare.net/rickylestari1/5-indera
dicopi Kamis, 15 Desember 2016 (09.15)
http://www.
Anakciremai.com/2011/05 pengertian anatomi dan fisiologi..html.
http://sarwoedi.wordpress.com/sebar-ide/anatomi-tubuh-manusia/.
http://iqbalali.com/2008/11/12/indera-pembau/rongga
hidung.
No comments:
Post a Comment