Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Sunday, July 18, 2021

makalah metode pembelajaran paud

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.       Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia dini merupakan hak warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini. Berdasarkan berbagai penelitian bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di masa depan. Selain  itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan dasar anak dalam menerima proses pendidikan di usia-usia berikutnya.

Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Dalam penjabaran pengertian, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa:

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

 

Oleh karena itu penguasaan metode-metode pembelajaran anak usia dini merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru/tutor agar proses pembelajaran tersebut dapat mendorong perkembangan anak, baik perkembangan intelektual, fisik maupun emosionalnya. Dengan menguasai metode pembelajaran, selain tentunya kemampuan lainnya, seorang guru/tutor dapat mengelola proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendap dicapainya, yaitu kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh anak.

 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengkaji berbagai metode pembelajaran yang sesuai untuk pendidikan anak usia dini. Metode-metode tersebut kemudian dianalisis baik kelebihan maupun kelemahannya, sehingga dapat diperoleh mana metode yang sesuai dengan pendidikan anak usia dini.

 

B.        Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut?

a.      Metode-metode pembelajaran apa saja yang sesuai dengan pembelajaran anak usia dini?

b.      Bagaimana keunggulan dan kekurangan masing-masing metode pembelajaran tersebut?

 

C.       Metode dan Teknik penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif analitik, yakni dengan mengungkapkan masalah-masalah yang dikaji dan kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada  dan pengetahuan penulis.

Adapun teknik penulisan yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan observasi terhadap proses pembelajaran PAUD yang selama ini dilakukan penulis.

 

 

 

 

 

D.       Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN     :

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan      masalah, metode dan teknik penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Bab II berisi uraian masalah sekaligus kajiannya, berupa beberapa metode pembelajaran usia dini, kelebihan dan kelemahannya.

BAB III PENUTUP

            Dalam bab penutup diuraikan kesimpulan dan saran penulis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

METODE-METODE  PEMBELAJARAN

DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

 

A.       Tujuan dan Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini

Secara umum pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan prasekolah anak di harapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya antara lain agama, intelektual, sosial, emosi, dan fisik. Juga memiliki dasar-dasar aqidah yang harus sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang diharapkan. Selain itu anak diharapkan menguasai sejumlah pengetahuan dan keteramilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan positif

Sesuai dengan rumusan tujuan di atas, dapat dikemukakan bahwa secara garus besar terdapat lima fungsi utama pendidikan prasekolah, yakni:

1.      Fungsi pengembangan potensi

2.      Fungsi penanaman dasar-dasar aqidah dan keimanan

3.      Fungsi pembentukan dan pembiasaan prilaku yang diharapkan.

4.      Fungsi pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan.

5.      Fungsi pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif.

Lima fungsi pendidikan prasekolah tersebut sebenarnya susah untuk dipisahkan satu sama lain karena semuanya merupakan sesuatu yang saling terjalin dan bersifat terpadu dalam perwujudannya. Namun untuk kepentingan penjelasan, lima fungsi pendidikan prasekolah tersebut perlu dinyatakan secara ekplisit agar para pendidi atau guru prasekolah tidak melupakan atau mengabaikan salah satu di antaranya.

Diasumsikan bahwa setiap bayi yang lahir ke dunia dilengkapi dengan sejumlah potensi yang diperlukan untuk menjalani kehidupannya. Di balik ketidakberdayaan bayi manusia yang baru lahir, terpendam sejumlah potensi kehidupan yang jauh lebih kaya bila disbanding dengan yang dimiliki oleh mahluk-mahluk lainnya. Ia memiliki potensi untuk beragama, berfikir, berkreasi, merasa, berkomunikasi dengan orang lain dan potensi-potensi lainnya. Mengembangkan potensi-potensi anak tersebut adalah kewajiban para pendidik orang tua dan guru.

 

 

B. Karakteristik  Pembelajaran untuk Anak Usia Dini

Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam berperilaku. Dengan demikian dalam hal belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak sama pula dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini. Adapun karakterisktik cara belajar anak adalah :

1.      Anak belajar melalui bermain.

2.      Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.

3.      Anak belajar secara alamiah.

4.      Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional.

Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak.

Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut.

1.  Belajar, bermain, dan bernyanyi

      Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi. Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan bermain dalam suasana yang menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak menggunakan seluruh alat inderanya.

2.  Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan

      Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu : 1) berorientasi pada usia yang tepat, 2) berorientasi pada individu yang tepat, dan 3) berorientasi pada konteks social budaya. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut. Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus manjadi pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan, berinteraksi, dan memenuhi harapan anak. Selain berorientasi pada usia dan individu yang tepat, pembelajaran berorientasi perkembangan harus mempertimbangkan konteks sosial budaya anak. Untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru hendaknya melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang melingkupinya.

 

A.       Macam-macam Metode Pembelajaran Anak Usia Dini

Metode pembelajaran anak usia dini merupakan cara-cara atau teknik yang digunakan agar tujuan pembelajaran tercapai. Kalau model pembelajaran merupakan pendekatan umum dalam satu proses pembelajaran dan biasanya dalam satu proses pembelajaran menggunakan satu model, sedangkan metode adalah langkah teknisnya dan dapat menggunakan lebih dari satu metode disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan serta kebutuhan anak ketika pembelajaran berlangsung.

Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan karakter anak akan dapat memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Secara teknis ada beberapa metode yang tepat untuk diterapkan pada anak usia dini, antara lain :

1.      Ceramah

2.      Bermain

3.      Bercerita

4.      Bernyanyi

5.      Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )

6.      Karya wisata

7.      Praktik langsung

8.      Bermain peran ( sosio-drama )

9.      Penugasan

10. Demonstrasi

11. Eksperimen

12. Diskusi

13. Pemecahan masalah (problem solving)

14. Latihan

 

B.     Beberapa Kelebihan dan Kelemahan Metode-metode Pemebelajaran Anak Usia Dini

Berikut adalah beberapa analisis penulis terhadap beberapa metode pembelajaran anak usia dini.

 

1.      Ceramah

Metode ini sangat umum digunakan dalam proses pembelajaran, tidak terkecuali pada pendidikan anak usia dini. Adapun kelebihan metode ceramah adalah:

-         Banyak materi dapat disampaikan pada proses pembelajaran.

Sedangkan Kekurangannya adalah :

-         Sifatnya hanya satu arah, sehingga tidak mendorong anak untuk aktif dan kreatif.

 

2.      Metode Bermain

Bermain merupakan prinsip dasar pendidikan anak usia dini, sehingga wajar apabila bermain menjadi salah satu metode yang wajib dilakukan guru dalam pembelajaran anak usia dini. Adapun kelebihan metode ini adalah:

-         Sesuai dengan tahap perkembangan anak yang membutuhkan wahana dalam mengembangkan semua aspek-aspek perkembangannya, baik perkembangan fisik, perkembangan kognitif maupun perkembangan emosionalnya.

-         Dapat mendorong minat anak untuk belajar, dengan bermain anak biasanya tidak menyadari bahwa ia sedang belajar sesuatu sebab yang menjadi focus utama mereka adalah ketertarikan terhadap bermainnya.

Adapun kelemahan metode ini adalah sebagai berikut:

-         Apabila metode ini dilakukan tanpa persiapan yang matang, maka ada kemungkinan tujuan-tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal sebab anak terlalu larut dalam proses bermain apalagi misalnya guru kurang memperhatikan tahapan-tahapan pembelajaran melalui metode ini.

-         Metode ini biasanya memerlukan strategi dan media pembelajaran yang disiapkan secara baik. Oleh karena itu ketersediaan media bermain merupakan syarat diterapkannya metode ini. Media di sini bukan saja berbentuk barang tetapi dapat berbentuk berbagai jenis permainan yang harus dikuasai guru agar pembelajaran berjalan dengan baik. Apabila guru tidak menyediakan media pembelajaran maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.

 

3.      Metode Bercerita

Metode bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, khususnya dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang hendak diinternalisasikan kepada anak. Adapun kelebihan metode ini adalah:

-         Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, karena anak sangat senang dengan cerita-cerita.

-         Sangat sesuai untuk pendidikan afektif (nilai), sebab metode ini dapat menyampaikan nilai-nilai kebaikan kepada anak melalui contoh-contoh dalam cerita sehingga mendorong anak untuk melakukan kebaikan tersebut, sekaligus menghindari perbuatan buruk yang digambarkan dalam cerita guru.

-         Tidak membutuhkan banyak alat dan media pembelajaran.

 Adapun kelemahannya antara lain:

-         Dalam pembelajaran ini biasanya guru lebih dominan, sehingga peran aktif anak sedikit terbatas. Oleh karena itu, guru harus mampu mengkolaborasikan metode ini dengan metode-metode yang lainnya seperti tanya jawab dan bernyanyi.

-         Guru dituntut untuk benar-benar menguasai teknik bercerita yang baik, sehingga anak tertarik dengan cerita yang dibawakannya sekaligus pesan yang ingin disampaikan akan diterima anak dengan baik.

 

3. Bernyanyi

Kelebihan metode bernyanyi antara lain:

-         Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, anak-anak biasanya sangat senang bernyanyi sehingga pembelajaran melalui metode bernyanyi sangat disukai anak.

-         Tidak membutuhkan media yang terlalu sulit didapat, metode ini dapat dilakukan dengan tanpa music ataupun dengan music, dapat pula dengan melihat gambar dalam VCD.

Kelemahannya antara lain:

-         Metode bernyanyi kalau dilakukan tanpa diikuti metode-metode lainnya, maka tujuan pembelajaran yang dicapai sedikit terbatas, misalnya hanya mengembangkan kecerdasan music saja.

 

4.      Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )

Dalam metode ini terkandung beberapa kelebihan, yaitu:

-         Anak didorong untuk lebih aktif dalam menjawab dan bertanya, sehingga dapat merangsang kemampuan berfikirnya.

-         Guru dapat mengetahui perkembangan setiap anak, karena guru dapat langsung menilai kemampuan anak dalam menjawab atau bertanya. Sehingga guru dapat melakukan diagnose dan rencana tindak lanjutnya.

      Kelemahannya antara lain:

-         Biasanya hanya anak-anak yang aktif dan mempunyai kecerdasan yang lebih baik saja yang mampu menjawab dan bertanya. Dalam hal ini guru harus mampu mengelola pembelajaran melalui metode Tanya jawab dengan baik, sehingga setiap siswa mempunyai kesempatan untuk menjawab dan bertanya.

 

5.      Metode Karya wisata

Biasanya metode karya wisata dilakukan dalam satu dua kali kegiatan dalam satu semester. Kelebihan metode ini adalah:

-         Siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya, sehingga proses pembelajaran lebih bermakna bagi anak. Misalnya kunjungan ke panti asuhan, pasar, bank, dan lainnya.

-         Sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang mendekatkan anak dengan lingkungan sekitarnya, yaitu pendekatan belajar CTL (Contextual Teaching and Learning).

Adapun kelemahannya biasanya adalah:

-            Unsur rekreasi biasanya lebih dominan sehingga proses belajarnya tersisihkan.

-            Memerlukan biaya, sehingga memberatkan orang tua anak.

-            Tempat karya wisata biasanya tempat-tempat yang nilai edukatifnya kurang, seperti water boom, kolam renang, dan lainnya. Jarang karya wisata ke tempat-tempat yang mampu meningkatkan kepedulian social anak, misalnya ke perkampungan kumuh, panti asuhan dan lainnya.

 

6.      Praktik langsung

Adapun kelebihan metode praktik langsung adalah:

-         Pembelajaran lebih bermakna sebab anak secara langsung dapat mempelajari dan memecahkan masalah secara langsung.

-         Metode ini sangat sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme yang sedang dikembangkan dalam pembelajaran saat ini, yaitu merangsang anak untuk berfikir dalam memecahkan masalah.

Kelemahannya adalah:

-         Kadang membutuhkan biaya yang cukup besar, khususnya dalam praktek langsung terhadap alat-alat tertentu.

-         Tanpa bimbingan secara baik, biasanya ada anak-anak yang mengalami kesulitan dan tidak mendapatkan bimbingan dengan benar dari gurunya.

 

7.      Bermain peran (sosio-drama)

Kelebihannya adalah:

-         Anak dapat menghayati peran yang ia lakukan, sehingga anak dapat mengambil nilai baik dan buruk dari peran-peran tersebut.

-         Mendorong motivasi belajar anak, karena bermain peran merupakan metode pembelajaran yang lebih terbuka terhadap improvisasi-improvisasi anak sehingga mendorong kreativitas anak.

Adapun kelemahannya adalah:

-         Memerlukan waktu yang banyak, karena anak tidak akan langsung memahami peran yang akan dilakukannya.

-         Memerlukan kesabaran dan ketekukan guru dalam membimbing anak melakukan metode bermain peran.

 

8.      Penugasan

Kelebihannya adalah:

-         Dengan metode penugasan, terutama tugas di rumah, anak lebih terdorong untuk belajar di rumah.

-         Dengan adanya tugas di rumah, aktivitas anak akan lebih positif.

Kelemahannya adalah:

-         Kadang kalau tugas itu terlalu banyak akan memberikan beban untuk anak dan mengurangi jam bermainnya.

 

9.      Demonstrasi

Kelebihan metode ini adalah:

-         Anak melihat dan mengalami langsung proses terjadinya sesuatu atau proses membuat sesuatu.

Kekurangannya adalah :

-         Membutuhkan alat-alat yang dibutuhkan dalam mendemonstrasikan pembuatan sesuatu.

10. Eksperimen

Kelebihan metode ini adalah:

-         Anak dapat meelakukan secara langsung apa yang dia pelajari, contohnya melakukan pembuatan sesuatu.

Kekurangannya adalah :

-         Metode ini juga cenderung membutuhkan alat-alat yang dalam eksperimen.

-         Selain itu, guru harus benar-benar memperhatikan setiap anak dalam melakukan eksperimennya.

 

11.             Diskusi

Kelebihan metode ini adalah:

-      Anak dapat bertukar pendapat dengan temannya mengenai apa yang ia pelajari.

-      Mendorong anak untuk bersosialisasi dan mengembangkan aspek-aspek sosialnya.

Kekurangannya adalah :

-         Kadang anak tidak focus pada apa yang ia pelajarinya, seringkali mereka sibuk dengan dirinya sendiri atau diluar tugasnya.

 

12.             Pemecahan masalah (problem solving)

Kelebihan metode ini adalah:

-         Anak dirangsang untuk mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah yang ia hadapi.

Kekurangannya adalah :

-         Seringkali anak tidak memahami langkah-langkah sehingga masalah tidak berhasil  dipecahkan.

 

13. Latihan

Kelebihan metode latihan  adalah:

-         Anak dapat melatih kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, biasanya latihan dilakukan berulang-ulang sampai anak menguasai materi latihan tersebut.

Kekurangannya adalah :

-         Kadang anak menjadi bosan, apalagi anak-anak yang berbakat dan cerdas. Latihan yang dilakukan berulang-ulang akan membuatnya bosan dan frustasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

KESIMPULAN

 

A.    Kesimpulan

1.      Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak

2.      Terdapat beberapa metode yang biasanya diterapkan pada anak usia dini, antara lain : bermain, bercerita, bernyanyi, bercakap ( dialog dengan tanya jawab ), karya wisata, praktik langsung, bermain peran ( sosio-drama ), penugasan dan metode lainnya yang dianggap mampu mendorong pembelajaran anak usia dini sehingga mencapai tujuan pembelajaran.

3.      Tidak satupun metode pembelajaran yang lebih unggul daripada yang lainnya. Semua metode baik asal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan ketersediaan sarana belajar anak.

 

B.        Saran-saran

1.      Guru disarankan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, begitu juga metode pembelajaran anak usia dini harus menyesuaikan dengan sarana yang tersedia.

2.      Guru hendaknya lebih banyak mengkolaborasikan beberapa metode pembelajaran agar proses pembelajaran lebih menarik.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Agus Ruslan. 2007. Pendidikan usia Dini yang Baik, Landasan Keberhasilan Pendidikan Masa Depan, Makalah. Darul ma’arif:Bandung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.

Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. 2002.Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik). Depdiknas:Jakarta.

M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini. Bandung

M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP 

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts