Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Wednesday, August 1, 2018

Kecerdasan Majemuk ( Kecerdasan Visual-Spasial ) dan Permainannya

A.    Deskripsi Kecerdasan Majemuk ( Kecerdasan Visual-Spasial )
a.       Definisi Kecerdasan Visual-Spasial.
Kecerdsan visual-spasial atau kecerdasan gambar atau kecerdasan pandang-ruang didefinisikan sebagai kemampuan mempersepsi dunia visual-spasial secara akurat serta mentransformasikan persepsi visual-spasial tersebut dalam berbagai bentuk (Amstrong, 2003). Kemampuan berpikir visual-spasial merupakan kemampuan berpikir dalam bentuk visualisasi, gambar, dan bentuk tiga dimensi.
Definisi tersebut dapat diuraikan ke dalam tiga kata kunci yaitu :
1.      Mempersepsi yakni menangkap dan memahami sesuatu melalui panca indera.
2.      Visual-spasial yakni sesuatu yang terkait dengan kemampuan mata khususnya warna dan ruang.
3.      Mentransformasikan yakni mengalih bentukan hal yang ditangkap mata ke dalam wujud lain, misalnya melihat dan memcermati bunga matahari, merekam dan menginterpretasikan dalam pikiran lalu menuangkan rekaman dan interprestasi tersebut ke dalam bentuk lukisan, sket, kolase atau lukisan perca.
Jika kita melihat pemandangan, merekam dan mengolahnya dalam pikiran, lalu kita menuangkannya dalam sebuah kanvas dan cat minyak, berarti kita melakukan aktivitas kecerdasan visual-spasial. Demikian juga jika kita menuangkan imajinasi kita ke dalam bentuk denah, peta, desain arsitektur, lukisan, market atau dekorasi maka kita tengah bergelut dengan kecerdasan visual-spasial.
b.      Komponen Kecerdasan Visual-Spasial
Komponen inti dari kecerdasan visual-spasial adalah kepekaan pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan, harmoni, pola dan hubungan antar unsur tersebut. Komponen lainnya adalah kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual dan spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat. Komponen inti dari kecerdasan visual-spsial benar-benar bertumpu pada ketajaman melihat dan ketelitian pengamatan ( Amstrong, 1999 ).
Sekarang kita camkan dalam memori kita, bahwa kecerdasan visual-spasial dibangun dari komponen-komponen yang telah disebutkan. Dengan demikian kita akan semakin paham, bahwa kemampuan melihat secara cermat dan teliti adalah kunci pertama dari kecerdasan ini. Kemampuan ini benar-benar seperti  “memotret “ suatu objek, baik  langsung maupun tidak langsung. Kecermatan dan ketelitian dalam melihat akan menghasilkan penguraian unsur garis, warna, bentuk utuh secara detil dan terperinci. Komponen lain terkait dengan kemampuan kita membayangkan potret tersebut dan menuangkannya dalam bentuk gambar, serta meletakan objek dari sudut pandang kita (depan, atas, belakang, berapa jaraknya dan seberapa besar).
c.       Sistem Nuerologis Kecerdasan Visual-Spasial.
Sebagaimana dikatakan Gardner (1993) bahwa semua kecerdasan dalam multiple intelligences memiliki lokasi khusus di otak manusia. Sistem neurologis kecerdasan visual-spasial terletak di hemisfer kanan bagian belakang atau di lobus oksipitalis.
Lobus oksipitalis kanan dan kiri menerima dan mengolah informasi visual (Dharma perwira-Prins, 2004). Lobus oksipitalis paling ujung belakang merupakan pusat penglihatan primer, meliputi ketajaman dan keluasan penglihatan. Selain itu, lobus oksipitalis juga berfungsi untuk :
1.      Mengenali bentuk.
2.      Mengenali posisi garis, derajat kemiringan garis.
3.      Kemampuan melihat warna.
4.      Mengidentifikasi posisi gerak suatu benda
5.      Menulis garis atau bentuk lain.
Korteks oksipitalis mengandung sel-sel yang peka terhadap warna, dan sel-sel lainnya, peka terhadap garis dengan kemiringan tertentu dan juga peka terhadap bentuk. Didekat sel peka warna, terdapat sel yang selektif terhadap gerakan terarah dan sel yang sensitif terhadap bentuk. Jadi, di dalam area visual tidak terbentuk gambar yang dilihat oleh mata, tetapi gambar yang terurai. Gambar yang terurai ini disatukan kembali dengan adanya hubungan timbal balik antar daerah sel. Semua rangsang visual tentang bentuk, warna, gerakan dan latar belakang diolah diotak di dekat telinga (temporalis) dan otak bagian depan (frontalis) (Markam & Markam, 2003).
Selain area oksipitalis, daerah visual-spasial juga terdapat pada lobus parietalis kanan. Lobus ini berfungsi dalam membayangkan keadaan ruangan ditinjau dari semua sudut. Kemampuan ini baru dicapai pada usia 10 tahun. Bagian ini juga berfungsi mengarahkan gerakan untuk menempatkan benda atau bagian benda dalam gambar atau bangunan sesuai intruksi. Oleh karena itu, otak kanan parietalis sering dikenal sebagai otak visual-spasial nonbahasa (Markam & Markam, 2003).
d.      Indikator Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual-spasial muncul pada masa kanak-kanak. Tentu kita sering melihat anak usia dua tahun mencoret-coret tembok, kertas atau apa pun. Pada saat itulah anak-anak mulai memunculkan kecenderungan kecerdasan visual-spasial.
Kemampuan berpikir topologis, yakni kemampuan berpikir yang bersifat mengurai bagian-bagian dari suatu objek, pada awal masa kanak-kanak memungkinkan mereka menguasai kerangka pikir euclidien pada usia 9-10 tahun. Dengan demikian, apabila mendapatkan cukup dorongan untuk melakukan pengamatan terhadap objek dan mengeksplorasi unsur dari suatu objek, anak-anak akan menguasai kemampuan pandang-ruang secara baik, bahwa setiap bentuk memiliki komponen.
Kecerdasan visual-spasial memiliki indikator sebagai berikut :
1.      Individu yang cerdas secara visual-spasial (lebih) mudah membaca peta, gambar, grafik dan diagram. Mereka mudah dan menangkap informasi melalui bahan-bahan, peta pikiran dan gambar-gambar yang menyatakan hubungan satu konsep dengan konsep yang lain.
2.      Individu yang cerdas secara visual-spasial menonjol dalam seni lukis dan seni kriya. Mereka cepat menangkap karakteristik objek dan memiliki kemampuan alami untuk menuangkannya dalam bentuk gambar, bentuk tiga dimensi dan seni kerajinan.
3.      Individu yang cerdas secara visual-spasial mampu memberikan gambaran visual yang jelas ketika sedang memikirkan sesuatu. Mereka sangat imajinatif, mampu membayangkan sesuatu dengan detil bentuk, warna dan komposisinya.
4.      Individu yang cerdas secara visual-spasial mampu nenggambar sosok orang atau benda menyerupai aslinya. Mereka sangat peka terhadap bentuk, unsur bentuk, ukuran, komposisi, warna dan detil lainya. Mereka mampu merekam dengan akurat apa yang dilihat dan dibayangkan.
5.      Individu yang cerdas secara visual-spasial senang melihat film, slide, gambar atau foto. Mereka tertarik dengan objek pandang dan ruang dalam berbagai bentuk dan cepat menyerap informasi maupun ciri yang melekat pada objek tersebut.
6.      Individu yang cerdas secara visual-spasial menikmati permainan yang membutuhkan ketajamam visual-spasial, seperti maze. Mereka menyukai penelusuran yang melibatkan kemampuan melihat, mendeteksi bentuk dan alur, serta konstruksi sesuatu.
7.      Individu yang cerdas secara visual-spasial sering melamun. Membayangkan sesuatu dan mengembangkan imajinasi mereka. Memori mereka terhadap peristiwa, citraan gerak, detil objek relatif akurat. Mereka memiliki kemampuan untuk menghadirkan kembali berbagai memori visual-spasial tersebut dalam bentuk lamunan dan fantasi, serta mengolahnya dalam bentuk imajinasi.
8.      Individu yang cerdas secara visual-spasial senang membuat konstruksi tiga dimensi dari unsur, seperti lego, bricks, bombiq, dan balok. Mereka memiliki kemampuan mengurai unsur dari benda, dan meletakan kembali unsur-unsur tersebut pada tempatnya. Mereka juga memiliki kepekaan terhadap komponen konstruksi dan mampu menganalisis setiap bagian dari konstruksi tersebut.
9.      Individu yang cerdas secara visual-spasial senang mencoret-coret di kertas atau di  buku. Mereka memanfaatkan komponen garis, bentuk-bentuk geometri atau bentuk yang lain untuk mengekspresikan emosi, mengisi kejenuhan dan mencari ilham.
10.  Individu yang cerdas secara visual-spasial lebih memahami informasi visual daripada dengan kata-kata. Mereka belajar dengan melihat dan mengamati benda, bentuk, warna dan detil.
11.  Individu yang cerdas secara visual-spasial mampu merasakan dan menangkap pola-pola yang lembut maupun rumit (Campbell, dkk 1996)
e.       Indikator Kecerdasan Visual-Spasial Anak Usia Dini.
Anak yang cerdas visual-spasial sangat peka tatanan dan peka terhadap perubahan tatanan itu dan akan memberi reaksi. Mereka suka mengerjakan maze, dan permainan lain yang memerlukan ketajaman melihat, Anak-anak yang sering memanfaatkan waktu mereka untuk menggambar, merancang sesuatu, membangun balok-balok, lego atau melamun (Amstrong, 2002).
Pada anak-anak usia 2-6 tahun, kecerdasan visual-spasial terdeteksi melaluai indikator berikut :
1.      Anak menonjol dalam kemampuan menggambar, mampu menunjukan detil unsur dari pada anak-anak sebayanya. Garis-garis pada pakaian, ciri khusus pada kaos superman, misalnya muncul dalam gambar yang mereka buat dan hal  ini tidak muncul pada anak-anak sebayanya (usia KB dan TK ).
2.      Anak memiliki kepekaan terhadap warna, cepat mengenali warna dan mampu memadukan warna dengan lebih baik dari pada anak-anak sebayanya. Ketika mengamati gambar, anak mampu melihat unsur yang kecil, warna yang ada pada gambar dan objek (usia 2-6 tahun).
3.      Anak suka menjelajah lokasi disekitarnya dan memperhatikan tata letak benda-benda disekitarnya, serta cepat menghafal letak benda-benda. Mereka bersepeda hingga keluar lokasi KB atau TK, mereka tidak takut bermain dengan anak-anak yang lebih besar dan diajak menjelajah dusun bahkan desa lain (usia KB dan TK )
4.      Anak menyukai balok atau benda lain untuk membuat suatu bangun benda, seperti mobil, rumah, perawat atau apapun yang diinginkan anak. Begitu melihat bangun geometri (dua maupun tiga dimensi), anak tertarik untuk segera membuat konstruksi (usia KB dan TK).
5.      Anak suka melihat-lihat dan memperhatikan buku yang berilustrasi atau buku-buku penuh gambar. Majalah-majalah yang memuat berbagai gambar penuh warna dilihat beberapa kali (usia 2-6 tahun).
6.      Anak suka mewarnai berbagai gambar yang ada di buku, menebalkan garisnya, dan menirunya. Anak juga mencoret-coret benda, seperti dinding, almari, meja, kursi dengan spidol, pastel atau pinsil warna- warni (usai 2-6 tahun).
7.      Anak menikmati bermain kolase dari berbagai unsur (usia TK), membuat benda dari playdough, malam (lilin) atau sejenisnya (usia KB dan TK).
8.      Anak memperhatikan berbagai jenis grafik, peta dan diagram, serta menanyakan nama dan maksud bentuk-bentuk informasi tersebut sementara anak sebayanya kurang antusias. Pada saat bermain grafik, anak dengan kecerdasan visual-spasial tampak lebih antusias dan sepat memahami informasi yang dimaksudkan pendidik (usia KB dan TK).
9.      Anak menikmati foto-foto di album dan cepat mengenali orang-orang atau benda-benda di foto, tertarik dengan kamera dan ingin menggunakannya, serta dapat mengarahkan kamera pada objek yang dikehendakinya (usia KB dan TK).
10.  Anak banyak bercerita tentang mimpinya dan dapat menunjukan detail mimpi dari pada sebayanya (usia KB dan TK).
11.  Anak tertarik pada profesi yang terkait dengan penggunaan kecerdasan visual-spasial serta optimal seperti pelukis (anak-anak menyebutnya sebagai tukang gambar), fotografer (tukang foto), arsitek (anak menyebutnya tukang gambar rumah), perancang busana (anak menyebutnya tukang baju), pilot (penjelajah ruang angkasa), atau karir lain yang berorientasi visual-spasial (usia KB dan TK).
12.  Anak dapat merasakan pola-pola sederhana dan mampu menilai pola mana yang lebih bagus dari pola lainnya. Anak juga dapat menggunakan informasi komposisi warna pada pola, sepeti kain. Pada saat memilih baju, anak menunjukan perhatian terhadap warna dan model (usia TK).
Kecerdasan tersebut menunujukan bahwa kecerdasan visual-spasial telah muncul pada usia 2-3 tahun. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, menikmati gambar, membuat coretan, menikmati foto-foto. Pada anak usia KB, hampir semua indikator telah muncul, kecuali kesadaran akan pola dan detil mimpi. Anak usia TK telah memiliki semua indikator kecerdasan visual-spasial dalam berbagai kadar pencapaian.

B. Contoh Jenis Permainan Yang Dapat Mengembangkan Kecerdasan Majemuk (Kecerdasan Visual ) Untuk Usia 4-5 Tahun
1.      Judul permainan : Teropong Kertas.
2.      Alat dan bahan permainan ( media ) : Kertas karton berwarna merah, kuning, biru, ukuran 30 cm x 40 cm, lem fox.
3.      Tujuan permainan :
a.       Memfokuskan pandangan anak pada satu objek.
b.      Merangsang kemampuan mengamati fitur-fitur (elemen ciri) dari objek tersebut.
c.       Menemukan objek-objek yang menarik dan mengelaborasi detil secara kolaboratif dengan anak.
d.      Memberikan kesempatan mencari dan menemukan objek diluar ruangan.
4.      Cara bermain :
a.       Ajari anak menggulung kertas sehingga membentuk teropong. Lem atau rekatkan sisi atas dan bawah sehingga tidak lepas, (besar kecil teropong terserah anak atau beri masukan apabila mereka meminta).
b.      Ajak anak menggunakan “teropong” tersebut untuk mengamati benda tertentu, (ingat teropong pura-pura ini tidak dimaksudkan untuk memperjelas benda yang jauh, tetapi untuk memfokuskan pandangan anak ).
c.       Dampingi anak untuk menceritakan hasil pengamatannya, seperti warna, bentuk, motif dan unsur lainnya.




Gambar mangga











d.      Catat seberapa teliti anak mengamati, lakukan elisitas apabila perlu (pertanyaan untuk memancing pemikiran dan pernyataan anak), seperti berapa jumlah mangganya ? sudah matang atau masih mentah ?
e.       Bantu anak jika mereka mengalami kesulitan. Ikuti saja jika anak yang justru balik bertanya pada anak, seperti ! mangga apa ? “ anak tak tertawa dan justru bertanya lagi, “kok manalagi, Bu? “
“iya begitu kamu makan, kamu akan minta lagi………” manalagi ? “, gitu. Maka namanya, “ mangga manalagi “.
5.      Manfaat permainan :
a.       Memberikan pengalaman yang konkrit yang menyenangkan.
b.      Merangsang fungsi panca indera anak ( mata )
c.       Mengacu kreativitas anak
d.      Merangsang anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan.









C. Hubungan Antara Lingkup Perkembangan Anak Dan Tahapan Usia Perkembangan Anak Dengan Jenis Permainan ( Menyanyi Angka dan Teropong Kertas )
Melalui permainan“ Menyanyi Angka “ dan permainan “ Teropong Kertas “ pada usia 4-5 Tahun dapat mengembangkan berbagai potensi anak. Misalnya, dapat memperkaya perbendaharaan bahasa anak, melatih kemampuan berkomunikasi, mengenal (konsep, bentuk, warna, ukuran dan jumlah), merangsang imajinasi, menjadikan wahana yang menyenangkan bagi anak, melatih anak untuk belajar mengendalikan diri sendiri dan mengenal berbagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.






Konsep Kepuasan Nasabah


Konsumen memiliki pengetahuan tentang nilai pribadi dan simbolis yang dapat dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk atau merk. Nilai (values) adalah sasaran hidup yang luas dari masyarakat. Nilai juga melibatkan afeksi sehubungan dengan kebutuhan atau tujuan tersebut. Menyadari bahwa nilai telah terpuaskan atau tujuan utama hidup telah tercapai cenderung tidak nyata dan subyektif. Sebaliknya, konsekunsi fungsional dan psikososial lebih nyata, dan lebih jelas ketika terjadi.
Definisi kepuasan / ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. (Tjiptono, 1996)
Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.
Kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Arti dari kepuasan konsumen yaitu tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/performansi (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2001). Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapannya. Apabila kinerja dibawah harapan, maka konsumen akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, maka konsumen akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, maka konsumen akan sangat puas. Harapan konsumen dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Konsumen yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan.
Perusahaan perlu melakukan pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan karena hal ini telah menjadi hal yang esensial bagi setiap perusahaan. Langkah tersebut dapat memberikan umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi strategi peningkatan kepuasan pelanggan.
Metode-metode yang dapat dipergunakan setiap perusahaan untuk memantau dan mengukur kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut: (Kotler, 2001)
1.    Sistem keluhan dan saran / Complain and suggestion system. Organisasi yang berwawasan pelanggan akan membuat pelanggannya memberikan saran atau keluhan, misalnya dengan memberikan formulir bagi pelanggan untuk melaporkan kesukaan atau keluhan, penempatan kotak saran. Alur informasi ini memberikan banyak gagasan balik dan perusahaan dapat bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah.
2.    Survey pelanggan / Customer surveys. Kepuasan pelanggan dapat diukur melalui pelanggan atas persepsinya terhadap kepuasannya.
3.    Pembeli bayangan / Ghost shopping. Cara lain untuk mengukur mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan menyuruh orang berpura-pura menjadi pembeli dan melaporkan titik-titik kuat maupun lemah yang mereka alami sewaktu membeli produk perusahaan.

4.    Analisa kehilangan pelanggan / Lost customer analysis. Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal ini terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/penyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate juga penting, dimana peningkatan customer loss rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya. 

Pengertian dan Tujuan Negosiasi

Secara umum kata “negosiasi’ berasal dari kata to negotiate, to be negotiating dalam bahasa inggris yang berarti “ merundingkan,membicarakan kemungkinan tentang suatu kondisi atau tawar menawar” sedangkan kata-kata turunannya adalah antara lain “negotiation” yang berarti menunjukkan suatu proses atau aktivitas untuk merundingkan,membicarakan sesuatu hal untuk di sepakati dengan orang lain”,dan “negotiable” yang berarti “dapat di rundingkan, dapat di bicarakan, dapat di tawar”.
       Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang terlibat berusaha saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Sedangkan menurut kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai kesepakatan melalui diskusi formal. Negosiator adalah orang yang melakukan negosiasi. Negosiasi perlu dilakukan karena pihak-pihak yang berkepentingan perlu membuat kesepakatan mengenai persoalan yang menuntut penyelesaian. Serangkaian tindakan dilakukan agar negosiasi berjalan dengan lancar.
        Tindakan tersebut adalah:
a.            Mengajak untuk membuat kesepakatan.
b.           Memberikan alasan mengapa harus ada kesepakatan.
c.            Membandingkan beberapa pilihan.
d.           Memperjelas dan menguji pandangan yang dikemukakan.
e.            Mengevaluasi kekuatan dan komitmen bersama,dan
f.              Menetapkan dan menegaskan kembali tujuan negosiasi.    

         Ada beberapa tujuan dari sebuah negosiasi dalam bisnis,antara lain:
1.  Untuk mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung kesamaan persepsi,saling pengertian,dan adanya persetujuan.
2.  Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang di hadapi bersama.
3.  Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi saling menguntungkan dimana masing-masing pihak merasa menang(win-win solution).
Ciri-ciri negosiasi yaitu:
a.       Melibatkan orang banyak/2 orang pihak.
b.      Hampir selalu berbentuk tatap muka.
c.       Menggunakan bahasa lisan,gerak tubuh, maupun ekspresi wajah.
d.      Negosiasi menyangkut hal-hal tawar menawar.
e.       Adanya kesamaan tema masalah yang di negosiasikan.
f.         Adanya kerja sama dari kedua belah pihak tersebut.
g.       Bertujuan untuk mengkongkretkan masalah yang masih abstrak.
Selama melakukan negosiasi, hendaknya di hindari hal-hal yang dapat merugikan kedua belah pihak. Untuk itu, komunikasi dalam negosiasi dilakukan dengan cara-cara  yang santun. Cara-cara itu dapat di tempuh dengan:
a.     Menyesuaikan pembicaraan ke arah tujuan praktis.
b.    Mengakomodasi butir-butir perbedaan dari kedua belah pihak
c.     Mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa memalukan kedua belah pihak.
d.    Mengalokasikan tugas dan tanggung jawab masing-masing,dan
e.      Memprioritasikan dan mengelompokan saran atau pendapat dari kedua belah pihak.
Tahap-tahapan negosiasi antara lain:
  1.Persiapan dan perencanaan
Pada tahap ini kita di harapkan bisa memutuskan apa yang kita mau dan kenapa.
Pengumpulan data sangat di perlukan untuk mendukung posisi kita. 
Penyampaian argumen dalam mendukung posisi kita haruslah dengan bijaksana. Selain itu kita juga harus menentukan apa yang diinginkan pihak lain dan kenapa. Mengerti kemampuan kita dan pihak lain serta mengatur dan mengembangkan strategi kita dalam bernegosiasi.
2.Definisi peraturan
Menentukan garis besar dan aturan untuk bernegosiasi,siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi  dan masalah apa yang akan kita negosiasikan. Waktu dan tempat negosiasi juga perlu kita tentukan, kapan dilakukan, berapa lama dan lokasi negosiasi.
3.Penjelasan dan pembenaran
Dalam tahap ini masing-masing pihak mengutarakan apa yang diinginkan. Kita bisa memberikan dokumentasi yang diperlukan untuk mendukung posisi kita.
4. Tawar-menawar dan penyelesaian masalah
Pencarian solusi dilakukan pada tahap ini. Kedua belah pihak diharapkan saling  fokus pada masalah dan kepentingan bukan pada orang atau posisi. Pandangan kedepan diperlukan untuk mempercepat menemukan titik temu. Mengungkit-ungkit masa lalu akan memperlambat proses penyelesain masalah. Ide yang  menarik dan bervariasi  bisa muncul dalam rangka menyelesaikan  masalah.
 5. Penutupan dan implementasi
Ini adalah tahap terakhir dari negosiasi.  Segala sesuatu yang diputuskan bersama hendaknya diformalkan. Hal-hal yang musti dipastikan adalah:
     A. Dokumen yang  sudah  disepakati.
     B. Meneliti kembali poin-poin utama untuk menghindari salah                   pengertian.
     C. Uraikan dengan jelas semua ketetapan dari persetujuan .
     D. Buatlah secara tertulis.
     E. Kedua belah pihak harus membaca dan menandatangani untuk memperoleh kesepakatan  atas apa yang dirundingkan.
Ciri-ciri/karakteristik negosiasi yaitu:
Adapun ciri-ciri negosiasi dapat disebutkan seperti berikut ini:
1.    Pelaku negosiasi minimal dilakukan oleh dua orang atau kelompok.
2.    Kedua belah pihak saling memiliki kepentingan yang sama.
3.    Minimal kedua belah pihak pernah melakukan hubungan kerjasama.
4.    Mempunyai tujuan yang sama.
5.    Aktivitas umumnya melibatkan presentasi yang bersifat penawaran dan permintaan diantara
        kedua orang atau kelompok.
    Keuntungan/kekurangan negosiasi yaitu:
1.    Keuntungan Negosiasi :
a. Mengetahui pandangan pihak lawan.
b. Kesempatan mengutarakan isi hati untuk didengar pihak lawan.
c. Memungkinkan sengketa secara bersama-sama.
d. Mengupayakan solusi terbaik yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
e. Tidak terikat kepada kebenaran fakta atau masalah hukum.
f.   Dapat diadakan dan diakhiri sewaktu-waktu.
2.    Kelemahan/kekurangan Negosiasi :
a. Tidak dapat berjalan tanpa adanya kesepakatan dari kedua belah pihak.
b. Tidak efektif jika dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang mengambil
 kesepakatan.
c. Sulit berjalan apabila posisi para pihak tidak seimbang.
d. Memungkinkan diadakan untuk menunda penyelesaian untuk mengetahui informasi yang dirahasiakan lawan.
e. Dapat membuka kekuatan dan kelemahan salah satu pihak.
f. Dapat membuat kesepakatan yang kurang menguntungkan.
Prasyarat negosiasi yang efektif yaitu:
Prasyarat  Negosiasi  yang  efektif  yaitu:
a. Kemauan (Willingness) untuk menyelesaikan masalah dan bernegoisasi secara sukarela.
b. Kesiapan (Preparedness) melakukan negoisasi.
c. Kewenangan (authoritative) mengambil keputusan.
d. Keseimbangan kekuatan (equal bergaining power) ada sebagai saling ketergantungan.
e. Keterlibatan seluruh pihak (steaholdereship) dukungan seluruh pihak terkait.
f. Holistic (compehenship) pembahasan secara menyeluruh.
g. Masih ada komunikasi antara para pihak.
h. Masih ada rasa percaya dari para pihak.
i. Sengketa tidak terlalu pelik.
j. Tanpa prasangka dan segala komunikasi atau diskusi yang terjadi tidak dapat digunakan sebagai alat bukti.
Hal-hal yang mendukung bernegosiasi yaitu:
1.Harus win-win
Pada saat melakukan penawaran, pastikan lawan anda menang terlebih dahulu,kemudian baru anda menang. Karena ketika memastikan orang lain  menang, mereka akan dengan senang hati memberikan apa yang anda inginkan.
2.Mintalah
Meminta adalah hal yang harus dilakukan dalam bernegosiasi, buatlah pernyataan apa saja yang anda harapkanbisa didapat dari calon prospek anda.
Jangan menunggu mereka yang membuatkan pernyataan untuk anda.
3.Buat orang menyukai anda
Sebelum bernegosiasi, buatlah orang tersebut menyukai anda terlebih dahulu. Karena ketika anda sudah masuk ke zona aman dari lawan prospek anda, untuk bernegosiasi meminta apa yang anda inginkan akan jauh lebih mudah.
Cara ini bisa dimulai dengan bertanya apa hobi anda, atau makanan favorit, apapun topik di luar negosiasi anda.
4. Pada saat mau menawarkan pastikan anda “WHY”
Riset membuktikan ketika anda menggunakan alasan dalam meminta sesuatu, maka tingkat orang yang mengiyakan permintaan anda akan meningkat
5. Never kiil
Jangan mengakhiri negosiasi dengan dead-end strategy maksudnya sudah bulat hasil; dari Negosiasi, pakailah strategi “selesai bersyarat”, misalkan  “harganya segini sudah cocok,tapi nanti istri
saya yang menentukan suka atau tidaknya pemandangan dari unit ini”.
 6. Tanyakan berapa harga paling minim
Setiap orang dalam bernegosiasi pasti sudah ada angka minimal yang harus mereka capai dalam meeting tersebut, Anda bisa langsung menanyakan berapa harga terendah yang bisa di berikan untuk anda.
7. Harus tau tujuan anda
Nah,menyambung dari point yang sebelumnya,jangan sampai anda yang tidak tau angka atau hasil apa yang anda harapkan, serta kemungkinan terbaik dan serta kemungkinan terburuk dari hasil pencapaian negosiasi ini. 
8. Buat kompetisi
Ketika dihadapkan dengan kompetisi,yakni yang mau mengambil penawaran anda lebih dari
1, biasanya merektakan berkompetensi sendiri untuk menurunkan harga dari produk/ jasa mereka.

9.Negosiasi dengan orang yang tepat
Nah,semua cara di atas akan menjadi kurang berguna ketika anda bernegosiasi dengan orang yang bukan “decision maker”(mempunyai hak untuk mengambil keputusan selalu cari tau siapa yang memegang peranan penting dalam hal menyetujui hasil negosiasi.
Cara melakukan negosiasi yaitu:
Selama melakukan negosiasi,hendaknya hindari hal-hal yang dapat merugikan kedua belah pihak.
Untuk itu, berkomunikasi dalam negosiasi dilakukan dengan cara –cara yang santun.
Cara-cara itu dapat di tempuh dengan:
A.    Menyesuaikan pembicaraan kearah tujuan praktis
B.    Mengakomodasi butir-butir perbbedaan dari kedua belah pihak
C.    Mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa memalukan kedua belah pihak
D.   Mengalokasikan tugas dan tanggung jawab masing-masing,dan
E.     Memprioritasikan dan mengelompokan saran atau pendapat dari kedua belah pihak



About

Popular Posts