Menurut Yudha dan Rudyanto
(2004:11), perkembangan kognitif pada setiap tahapannya memiliki karakteristik
tersendiri yang membedakan dengan tahapan yang lainnya. Adapun cara berfikir
anak usia dini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Transductive reasoning,
     artinya anak berfikir yang bukan induktir atau deduktif tetapi tidak
     logis.
 - Ketidakjelasan hubungan
     sebab akibat, artinya anak mengenal hubungan sebab akibat secara tidak
     logis.
 - Animism, artinya
     anak menganggap bahwa semua benda itu hidup seperti dirinya.
 - Artificial, artinya
     anak mempercayai bahwa segala sesuatu di lingkungan itu mempunyai jiwa
     seperti manusia.
 - Perceptually bound,
     artinya anak menilai sesuatu berdasarkan apa yang dilihatnya atau yang
     didengarnya.
 - Mental experiments,
     artinya anak mencoba melakukan sesuatu untuk menemukan jawaban dari
     persoalan yang dihadapinya.
 - Centration, artinya
     anak memusatkan perhatiannya kepada sesuatu ciri yang paling menarik dan
     mengabaikan ciri yang lainnya.
 - Egocentrisme,
     artinya anak melihat dunia di lingkungannya menurut kehendak dirinya
     sendiri. 
 
Melihat karakteristik cara
berfikir anak pada tahapan ini dapat disimpulkan bahwa anak dalam tahap
praoperasional telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam menghadapi berbagai
hal di luar dirinya. Aktivitas berfikirnya belum mempunyai sistem yang
terorganisasi tetapi anak sudah dapat memahami realitas di lingkungannya dengan
menggunakan benda-benda dan simbol. Cara berfikirnya masih bersifat tidak
sistematis, tidak konsisten dan tidak logis.
No comments:
Post a Comment