Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 3, menyebutkan bahwa “Pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal, atau
bentuk lain yang sederajat”, sehingga Taman-Kanak-Kanak merupakan salah satu
jenjang pendidikan yang dilalui oleh setiap warga Negara dalam lingkup
pendidikan formal. Tujuan Taman Kanak-Kanak sebagaimana tertuang dalam
kurikulum 2004 adalah “membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik
psikis dan fisik meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional,
kognitif, bahasa, fisik atau motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki
pendidikan dasar” (Depdiknas, 2004).
Menurut Piaget perkembangan kognitif anak TK berada pada tahap pra
operasional. Pada tahap ini anak mampu berpikir kongkrit (nyata). Dengan
demikian guru dalam kegiatan mengajarnya perlu secara kontinyu menggunakan
media pembelajaran dengan pertimbangan bahwa salah satu nilai yang dikandungnya
yaitu mengkongkritkan sesuatu yang abstrak. Selain itu apabila menggunakan
media dalam kegiatan pembelajaran banyak keuntungan yang diperoleh, diantaranya
anak akan merasa lebih tertarik, merasa tenang, termotivasi belajar dan
menumbuhkan rasa ingin tahu anak.
Matematika merupakan disiplin ilmu logika menguasai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah
yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang pokok, yakni aljabar, analisis,
geometri. Geometri mempunyai arti harfiah yaitu pengukuran bumi; geometri
merupakan perhitungan kalender, geometri akan dipelajari secara informal dan
intuisi.
a.
Pengertian konsep geometri
Geometri adalah bagian dari matematika yang membahas mengenai titik,
garis, bidang, dan ruang. Ruang adalah himpunan titik-titik yang dapat
membentuk bangun-bangun geometri, garis adalah himpunan bagian dari ruang yang
merupakan himpunan titik-titik yang mempunyai sifat khusus. Bidang adalah
himpunan-himpunan titik-titik yang terletak pada permukaan datar. (Negoro, 2003
: 18).
Geometri sebagai salah satu sistem matematika, di dalamnya memiliki
banyak konsep pangkal, mulai dari unsur primitif atau unsur tak terdefinisi,
antara lain: titik, garis, kurva, ataupun bidang. Juga terdapat relasi-relasi
pangkal yang tidak didefinisikan, misalnya: ‘melalui’, ‘terletak pada’,
‘memotong’, dan ‘antara’. (Adjie dan Maulana, 2006 : 310)
Dari definisi – definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelajaran
geometri di Taman Kanak-Kanak dimungkinkan untuk diajarkan walaupun harus
dengan cara yang lebih kreatif dan realistik. Geometri dianggap mempunyai
banyak aplikasi dalam matematika dan kehidupan nyata, yang juga banyak
mengandung unsur problem solving-nya.
b.
Tahap-Tahap Pembelajaran Geometri
Tahap pertama anak belajar geometri adalah topologi. Mereka belum
mengenal jarak, kelurusan, dan lainnya. Karena itu mulai belajar geometri
supaya mulai dengan lurus-lurus, lengkungan, lengkungan-lengkungan tertutup,
lengkungan-lengkungan terbuka, daerah dalam lengkungan, lengkungan sederhana
dan lainnya.
Hiele dalam Ruseffendi (2006 : 161-163) berpendapat bahwa ada lima
tahapan anak belajar geometri, yaitu :
1)
Tahap Pengenalan
Pada tahap ini, siswa sudah mengenal bentuk-bentuk geometri
seperti segitiga, kubus, bola, lingkungan, dan lain-lain. Tetapi ia belum
memahami sifat-sifatnya.
2)
Tahap Analisis
Pada tahap ini, siswa sudah dapat memahami sifat-sifat konsep
atau bentuk geometri. Misalnya: siswa mengetahui dan mengenal bahwa sisi
persegi panjang yang berhadapan itu sama panjang, bahwa panjang kedua
diagonalnya sama panjang dan memotong satu sama lain sama panjang dan
lain-lain.
3)
Tahap Pengurutan
Pada tahap ini, selain siswa sudah mengenal bentuk-bentuk
geometri dan memahami sifat-sifatnya, ia sudah dapat mengurutkan bentuk-bentuk
geometri yang satu dengan yang lain berhubungan.
4)
Tahap deduksi
Pada tahap ini, berfikir deduktifnya
sudah mulai tumbuh tetapi belum berkembang dengan baik. Matematika adalah ilmu
deduktif, karena pengambilan kesimpulan, pengambilan dalil harus dilakukan
secara deduktif. Pada tahap ini, siswa sudah dapat memahami pentingnya
pengambilan kesimpulan secara deduktif itu. Misalnya ia dapat melihat bahwa
kesimpulan yang diambil secara induktif itu mungkin bisa keliru.
5)
Tahap keakuratan
Pada tahap ini, siswa sudah dapat memahami bahwa adanya
ketepatan dari yang mendasar itu
penting.
Pembelajaran pengenalan
geometri anak diajarkan untuk mengenal beberapa bentuk seperti lingkaran, bujur
sangkar, segitiga, segi lima, belah ketupat dan trapesium. Merupakan awal dari
pengenalan bentuk geometri pada saat anak menerapkan kegiatan mengelompokkan
benda.
Kegiatan mengenal bentuk
geometri dapat dilakukan dengan mengamati lingkungan sekitar dan mencari
bentuk-bentuk yang akan diperkenalkan pada saat belajar mengenal bentuk dan
diperkenalkanlah pada anak bentuk bujur sangkar, segitiga, lingkaran dan aneka
bentuk lainnya, kemudian beri kesempatan anak untuk belajar mengamati bentuk
geometri melalui kegiatan mengelompokkan benda berdasarkan bentuk geometri yang
sama.
c. Tujuan Pengenalan Geometri
1)
Tujuan Umum
Tujuan pengenalan geometri secara umum menurut Depdiknas
(2010: 312) yaitu anak diharapkan mengenal dan menyebutkan berbagai macam benda
berdasarkan bentuk geometri dengan cara mengamati benda-benda yang ada
disekitar anak misalkan lingkaran, segitiga, belah ketupat, trapesium, segi
empat, segi lima, segi enam, setengah lingkaran, oval.
2) Tujuan Khusus
Menurut Clements dkk (dalam Carol Seefeldt dan Barbara A.
Wasik, 2008: 399) pengenalan geometri secara khusus memiliki tujuan yaitu:
“Memberikan kepada anak pengalaman-pengalaman dalam
lingkungan langsung mereka yang memungkinkan mereka mengidentfikasi
bentuk-bentuk dan sosok-sosok, membuat anak sadar akan bentuk-bentuk geometri
di dalam lingkungan alami memungkinkan mereka untuk membuat asosisi
antara benda-benda biasa dan kata-kata tidak biasa, memberikan kepada anak
kesempatan-kesempatan untuk membangun bentuk-bentuk geometri dan belajar
nama-nama yang sesuai untuk bentuk-bentuk itu.”
d. Manfaat Pengenalan Geometri
Pengenalan merupakan aspek yang sangat penting, karena
salah satu tujuan kegiatan pembelajaran adalah anak mengenal apa yang telah
anak pelajari. Pengenalan yang dimaksud berupa konsep-konsep, teori dan hokum
yang ada. Pada saat guru menjelaskan tentang bentuk-bentuk geometri, sebaiknya
guru menggunakan media yang ril dan dekat dengan anak, sehingga anak dapat
melihat dan memanipulasi benda-benda yang mempunyai bentuk geometri tersebut.
Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan. Tingkat perkembangan
yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meninggkat, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, pada tahap selanjutnya. Menurut Wahyudi (2005: 109) bahwa
pengenalan geometri memberikan manfaat pada anak yaitu:
a.
Anak akan mengenali bentuk-bentuk dasar seperti lingkaran,
segitiga, persegi dan persegi panjang
b.
Anak akan membedakan bentuk-bentuk
c.
Anak akan mampu menggolongkan benda sesuai dengan ukuran
dan bentuknya
Akan akan memberi pengertian tentang ruang, bentuk, dan
ukuran.
e. Bentuk-bentuk Geometri
Mengidentifikasi dengan
penggolongan bentuk suatu benda dapat menciptakan pengetahuan jenis-jenis
bentuk dari suatu benda. Anak mulai melihat atribut-atribut yang sama dan
berbeda pada gambar dan benda-benda yang berada di lingkungan sekitar anak.
Jenis-jenis geometri secara umum yaitu geometri 2 dimensi biasa disebut juga
bangun datar dan geometri 3 dimensi yang biasa disebut bangun ruang.
Menurut Surya (2009: 113)
geometri 3 dimensi (bangun ruang) adalah bangun yang memiliki sisi, rusuk dan
titik sudut. Sisi bangun ruang adalah bidang (permukaan) yang membatasi bangun
ruang tersebut, rusuk adalah garis (lurus/lengkung) yang merupakan perpotongan
dua sisi, dan titik sudut adalah titik yang merupakan perpotongan beberapa
rusuk.
No comments:
Post a Comment