Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Thursday, March 18, 2021

Teknik Probing-Prompting

 


Menurut arti katanya, probimg adalah penyelidikan, pemeriksaan sedangkan prompting adalah mendorong atau menuntun. Penyelidikan atau pemeriksaan disini bertujuan untuk memperoleh sejumlah informasi yang telah ada pada diri siswa agar dapat digunakan untuk memahami pengetahuan atau konsep baru.

Menurut Wijaya (dalam Sudarti, 2008:13) “Probing adalah suatu teknik dalam pembelajaran dengan cara mengajukan satu seri pertanyaan untuk membimbing siswa menggunakan pengetahuan yang telah ada pada dirinya agar dapat membangunnya sendiri menjadi pengetahuan baru”. Sedangkan menurut Dahar (dalam Subagja, 2010:11), “Pengertian probing dalam pembelajaran di kelas didefinisikan sebagai suatu teknik membimbing dengan mengajukan satu seri pertanyaan pada seorang siswa”.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran probing menurut Supriyati (dalam Subagja, 2010:14)

1.   Klasifikasi; kalau siswa menjawab pertanyaan guru dengan kalimat kurang jelas atau kurang tepat kata-katanya, guru dapat memberikan pertanyaan menggali yang meminta siswa tersebut menjelaskan atau mengatakan dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa tersebut menjadi baik.

2.   Meminta siswa memberikan alasan; guru menyuruh siswa mengemukakan alasan atau pendapat yang telah dikemukakan dalam menjawab pertanyaan.

3.   Meminta kesepakatan pandangan; suatu saat guru dapat meminta kepada para siswa untuk memberikan pandangan atau jawaban yang dikemukakan oleh teman mereka. Para siswa lain dapat menerima atau menolak pandangan tersebut atau menambahkan sehingga diperoleh kesempatan jawaban yang disetujui bersama.

4.   Meminta ketetapan jawaban; bila siswa kurang tepat, guru bisa meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban itu, agar diperoleh jawaban yang tepat dengan mengajukan pertanyaan pelacak. Tentu saja pertanyaan tersebut tidak boleh membuat siswa malu atau rendah diri. Andai kata akan menyebabkan siswa malu, lebih baik guru menggunakan teknik pemindahan giliran.

5.   Memintajawaban yang lebih relevan; jika jawaban siswa kurang relevan dengan pertanyaan guru, sebaiknya tidak secara spontan memotongnya. Melainkan guru dapat mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali jawabannya, atau mengemukakan kembali dengan kata-kata lain sehingga jawaban tersebut relevan dan benar.

6.   Meminta contoh; apabila siswa memberikan jawaban samar-samar atau terlalu luas, guru dapat meminta siswa itu untuk memberikan ilustrasi atau contoh kongkret tentang apa yang dimaksudnya.

 

7.   Meminta jawaban yang lebih kompleks; kalau guru menganggap jawaban siswa terlalu sederhana dan ingin ditingkatkan lebih mendalam, maka guru dapat meminta siswa untuk memberi penjelasan lebih lanjut tentang pendapatnya tadi.

Sedangkan pembelajaran prompting menurut Rahman (dalam Subagja, 2010:12) menyatakan, “prompting question adalah bentuk pertanyaan yang mengarahkan pada jawaban yang tepat”.  Suwandi dan Tjetjep (dalam Subagja, 2010:12) mengatakan bahwa “Salah satu bentuk prompting adalah menanyakan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang jawabannya dapat dipakai menuntun siswa untuk menentukan jawaban yang tepat”.

Kemudian langkah-langkah guru dalam pembelajaran prompting menurut Supriyati (dalam Subagja, 2010:14),

1.   Guru hendaknya memberikan tuntunan bila siswa menjawab salah atau tidak bisa menjawab.

2.   Mengungkapkan kembali suatu pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana dan susunan kalimat yang mudah dipahami siswa, sebab kemungkinan besar siswa belum dapat menangkap maksud pertanyaan guru.

3.   Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana, yang jawabannya dapat dipakai untuk menuntun siswa dalam menemukan jawaban pertanyaan semula.

4.   Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan itu.

5.   Agar siswa banyak berpartisipasi pada suatu kegiatan belajar-mengajar sebaiknya guru menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak dan kalau perlu secara merata.

Sehingga pembelajaran probing-prompting adalah gabungan antara teknik pembelajaran probing dan teknik pembelajaran prompting. Sihotang (2010 : 31) menyimpulkan,

Probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga menjadi proses berfikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts