Secara etimologis perkembangan berasal dari
kata kembang yang berarti maju menjadi lebih baik. Secara terminologis
perkembangan diartikan sebagai sebuah proses kualitatif yang mengacu pada
penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung
sepanjang hidup manusia.
Kasiram menegaskan bahwa perkembangan
mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru yang berbeda dari
sebelumnya mengandung arti bahwa perkembangan merupakan perubahan sifat
individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat
sebelumnya (Syamsussabri, 2013:3).
Kaum tradisional berpandangan bahwa
perkembangan lebih ditekankan pada kematangan, pertumbuhan, perubahan yang
ekstrem selama bayi, anak-anak dan remaja. Selama perubahan masa dewasa dan
penurunan pada usia lanjut kurang mendapat perhatian. Sedangkan kaum
kontemporer berpandangan bahwa perkembangan manusia ditekankan pada
perkembangan rentang hidup yakni perubahan yang terjadi selama rentang
kehidupan mulai dari konsepsi sampai dengan meninggal.
Perubahan berlangsung sistematis, progresif
dan berkesinambungan maksudnya perubahan dalam perkembangan menjadi lebih maju,
meningkat, mendalam atau meluas baik fisik maupun psikis berlangsung secara
beraturan atau berurutan bukan kebetulan. Perkembangan tersebut bersifat saling
ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik
dan psikis) dan merupakan satuan harmonis (Yusuf, 2012:2).
Ada tiga faktor dominan yang mempengaruhi
proses perkembangan individu yaitu faktor pembawaan yang bersifat alamiah,
faktor lingkungan yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya
proses perkembangan dan faktor waktu yaitu saat-saat tibanya masa peka atau
kematangan (Makmun, 2016:57).
Selanjutnya, yang tidak kalah penting untuk
dipahami selain beberapa konsep perkembangan peserta didik di atas adalah
beberapa teori-teori perkembangan lain yang relevan diantaranya adalah :
a.
Teori Nativisme
Kaum nativisme ini berpendirian bahwa perkembangan anak ditentukan oleh pembawaannya sedangkan pengaruh lingkungan hidupnya hanya sedikit saja. Baik buruknya perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada pembawaannya.
b.
Teori Empirisme
Kaum empiris (John Lock) berpendirian bahwa
perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan, sedang faktor bakat
tidak ada pengaruhnya. Dasar pikiran yang digunakan ialah bahwa pada waktu
dilahirkan jiwa anak dalam keadaan suci, bersih seperti kertas putih yang belum
ditulisi sehingga dapat ditulisi menurut kehendak penulisnya. Pendapat ini
terkenal dengan nama teori tabularasa.
c.
Teori Konvergensi
Teori ini merupakan perpaduan antara
pandangan nativisme dan empirisme yang keduanya dipandang sangat berat sebelah.
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak dihasilkan dari kerja sama
antara kedua faktor yaitu pembawaan dan lingkungan. Seorang anak pada waktu
dilahirkan telah membawa potensi yang akan berkembang maka lingkungan yang
memungkinkan potensi-potensi tersebut berkembang dengan baik
d.
Teori Rekapitulasi
Menurut teori rekapitulasi perkembangan
individu merupakan ulangan dari perkembangan sejenisnya. Teori rekapitulasi
dikemukakan oleh Stanley Hall. Sebagai pakar biologi dia berpendapat bahwa
perkembangan jasmani indivdu merupakan ulangan dari pertumbuhan jenisnya (Umam,
2008:34).
No comments:
Post a Comment