Beranda

Welcome

Selamat Datang di Blog Sarana Informasi ...... Welcome on this blog...benvenuti nel nostro blog..bienvenue sur notre blog...Willkommen in unserem Blog... bienvenido a nuestro blog...... 블로그에 오신 것을 환영합니다 beullogeue osin geos-eul hwan-yeonghabnida....

Friday, December 10, 2021

Definisi dan Unsur-unsur Cerpen



1    Pengertian Cerpen

Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan (Kosasih dkk, 2004:431).

Pengertian Cerpen Nugroho Notosusanto (dalam Tarigan, 1993:176) mengatakan bahwa :

Cerpen adalah cerita yang panjangnya di sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Untuk menentukan panjang cerpen memang sulit untuk ukuran yang umum, cerpen selesai dibaca dalam waktu 10 sampai 20 menit. Jika cerpennya lebih panjang mungkin sampai 1½ atau 2 jam. Yang jelas tidak ada cerpen yang panjang 100 halaman (Surana, 1987:58).


Pengertian Cerpen/Cerita pendek adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerita pendek dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.

Cerpen, banyak orang mengartikan cerpen hanya sebatas cerita pendek. Pengertian cerita mungkin semua orang sudah mengetahui, tetapi untuk pengertian pendek dalam “cerita pendek” sering terjadi kesimpangsiuran. Pendek dalam cerita pendek bukan semata-mata ditujukan pada banyak sedikitnya kata, kalimat, atau halaman yang digunakan untuk mengisahkan cerita. Pendek di sini mengacu pada ruang lingkup permasalahan yang disampaikan oleh jenis karya sastra ini. Oleh karena itu sangat memungkinkan sebuah cerita yang pendek tidak bisa dikategorikan dalam jenis cerpen dan sebuah cerpen memiliki cerita yang panjang.

Permasalahan yang diangkat dalam sebuah cerita umumnya adalah kehidupan manusia dengan segala aspeknya. Banyak sekali aspek kehidupan yang bisa terjadi dalam diri manusia dari dilahirkan sampai masuk dalam liang kubur.

Dengan banyaknya aspek kehidupan tersebut cerita yang bisa dikembangkan pun sangat beragam pula dan cerpen sebagai salah satu bentuk karya sastra yang menceritakan kehidupan manusia memiliki cakupan tersendiri yaitu hanya menceritakan sebagian kecil saja kehidupan tokoh yang paling menarik. Dengan adanya batasan yaitu bagian kecil dari kehidupan tokoh/manusia maka cerpen memiliki keterpusatan perhatian/cerita pada tokoh utama dan permasalahan yang paling menonjol yang menjadi pokok cerita cerpen tersebut. Terpusat di sini berarti tidak melebar terhadap permasalahan dan atau tokoh lain yang tidak terlalu mendukung cerita/tidak bersangkutan dengan cerita. Sebuah cerpen tidak mengenal degresi karena setiap bagian cerpen adalah pokok cerita yang jika dihilangkan maka cerita akan menjadi timpang dan kacau.

Dari pemahaman tersebut dapat kita simpulkan bahwa cerpen merupakan cerita yang mengisahkan sebagian kecil aspek dalam kehidupan manusia yang diceritakan secara terpusat pada tokoh dan kejadian yang menjadi pokok cerita.

Dari pengertian tersebut maka tidak menutup kemungkinan sebuah cerpen memiliki jumlah kalimat atau halaman yang banyak seperti karya sastra jenis novel. Sebagai contoh jenis cerita pendek yang panjang misalnya, Sri Sumarah dan Bawuk karya Umar Kayam.

Cerita pendek memiliki ciri-ciri sebagai berikut (1) alur lebih sederhana, (2) tokoh yang dimunculkan hanya beberapa orang, (3) latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam lingkungan yang relatif terbatas, (4) tema dan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan relatif sederhana.

Fungsi sastra dalam hal ini cerpen dibagi dalam lima golongan yaitu :

1. Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para penikmat atau pembacanya.

2. Fungsi didaktif, yaitu mengarahkan dan mendidik para penikmat atau pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.

 3. Fungsi estetis, yaitu memberikan keindahan bagi para penikmat atau para pembacanya.

4. Fungsi moralitas, yaitu fungsi yang mengandung nilai moral sehingga para penikmat atau pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinaya.

5. Fungsi relegiusitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para penikmatnya atau pembacanya.

2    Unsur-Unsur Sastra

Sebuah karya sastra ( cerpen, Novel, drama dan puisi) adalah hasil rekaan. Atau ciptaan pengarang. Suatu ciptaan tententu dibangun atas unsur-unsur. Unsur-unsur sastra dibedakan atas dua macam, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Unsur intrinsik atau unsur dalam adalah unsur sastra yang mempengaruhi terciptanya karya sastra atau mempengaruhi terciptanya karya sastra atau  yang membangun  karya sastra itu dari  dalam. Yang termasuk  unsur  intrinsik, yaitu tokoh, penokohan, tema, alur (plot), latar, gaya bahasa, dan amanat.

Unsur ekstrinsik atau unsur luar adalah unsur-unsur dari luar yang mempengaruhi karya sastra. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu dari luar. Yang termasuk unsur ekstrinsik, yaitu latar belakang kehidupan pengarang, pandangan hidup pengarang, agama,  situasi sosial budaya yang melatari lahirnya karya sastra.

Karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya. Karya sastra bahkan diakui sebagai perekam kondisi sosial-budaya pada saat karya sastra itu lahir. Dengan membaca karya sastra tertentu, kita bisa memporleh gambaran tentang situasi sosial-budaya pada saat karya itu lahir. Unsur intrinsik dan ekstrinsik tersebut merupakan unsur-unsur pokok yang menbangun sebuah karya sastra.

a. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik atau unsur dalam adalah unsur sastra yang mempengaruhi terciptanya karya sastra atau mempengaruhi terciptanya karya sastra atau  yang membangun karya sastra itu dari  dalam. Yang termasuk unsur intrinsik, yaitu tokoh, penokohan, tema, alur (plot), latar, gaya bahasa, dan amanat.

Dalam unsur intrinsik karya sastra ada unsur-unsur yang selalu ada dalam cerita pendek, novel, drama dan puisi yaitu diantaranya adalah :

(1).      Tokoh dan penokohan/ perwatakan

Tokoh adalah individu yang berperan dalam cerita. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau yang berkelakuan yang di dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1990:79).

Dalam karsya sastra tokoh juga dibedakan menjadi empat  yaitu tokoh utama (protagonis), tokoh yang berlawanan dengan pemeran utama (antagonis), tokoh pelerai (tritagonis), tokoh bawahan. Tokoh utama protagonis adalah  tokoh yang memegang peran utama dalam cerita. Tokoh utama terlibat dalam semua  bagian cerita, yang bersifat sentral. Tokoh antagonis adalah tokoh yang jahat yang suka menentang, tokoh ini berperan untuk mempertajam masalah dan membuat cerita menjadi hidup dan menarik. Tokoh tritagonis adalah tokoh yang tidak memegang peran utama dalam cerita, tokoh ini biasanya tidak terlibat dalam semua bagian cerita. Tokoh bawahan disebut juga tokoh figuran yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang/mendukung tokoh utama.

Penokohan  atau perwatakan adalah pelukisan tokoh cerita, baik keadaan lahir maupun batinnya termasuk keyakinannya, pandangan hidupnya, adat istiadatnya, dan sebagainya. Yang diangkat pengarang dalam karyanya adalah manusia dan kehidupannya. Penokohan merupakan unsur cerita yang sangat penting.  Melalui penokohan, cerita menjadi lebih nyata dalam anagan pembaca.

Ada tiga cara untuk  melukiskan atau menggambarkan watak para tokoh dalam cerita.

a.       Cara analitik

Pengarang menceritakan atau menjelaskan watak tokoh cerita secara langsung.

b.      Cara dramatik

Pengarang tidak secara langsung menceritakan watak tokoh seperti pada cara analitik, melainkan menggambarkan watak tokoh dengan cara (1) melukiskan tempat atau lingkungan sang tokoh. (2) menampilkan dialog antartokoh dan  dari dialog-dialog itu tampak watak para tokoh cerita. (3) menceritakan tingkah laku, perbuatan atau reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa.

c.       Cara gabungan analitik dan dramatik

Pengarang menggunakan kedua cara tersebut di atas secara bersamaan dengan anggapan bahwa keduanya bersifat saling melengkapi.

(2).Tema

Semua bentuk karangan, baik narasi, ekposisi, argumentasi, persuasi dan deskripsi memiliki tema. Cerpen, novel atau roman  berbentuk karangan narasi, sehingga memiliki tema. Tema merupakan ide pokok atau makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Tema adalah pokok pikiran atau pokok pembicaraan dalam sebuah cerita yang hendak disampaikan pengarang melalui jalinan cerita.

Pada cerpen yang baik, tema justru tersamar dalam elemen. Pengarang menggunakan teknik antartokoh untuk menjalankan pikiran, perasaan, kejadian-kejadian, dan setting cerita untuk mempertegas tema. Mencari makna sebuah cerpen pada dasarnya ialah mencari tema yang terkandung dalam cerpen tersebut. Makin banyak implikasi persoalan yang dikandung sebuah cerpen, mekin baik karena cerpen itu akan penafsirannya. Cerpen semacam ini biasanya tidak menjemukan pembaca karena mengajak berfikir pembacanya.

(3). Plot atau alur

Plot atau alur jalan cerita adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu. Dengan kata lain, plot adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hukum sebab-akibat (kausalitas).

Berdasarkan hubungan tersebut, setiap cerita mempunyai pola plot sebagai berikut :

1.    Perkenalan keadaan;

2.    Pertikaian/konflik mulai terjadi;

3.    Konflik berkembang menjadi semakin rumit;

4.    Klimaks;

5.    Peleraian/solusi/penyelesaian.

Berdasrkan akhir cerita, plot dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1.    Plot ledakan (cerita berakhir mengejutkan);

2.    Plot lembut (cerita berakhir sebagai bisikan/tidak mengejutkan);

3.    Plot lembut-meledak (campuran).

Berdasarkan rangkaian peristiwa, plot dibedakan menjadi tiga jenis :

1.    Plot maju (linier).

2.    Plot mundur (flashback);

3.    Plot gabungan.

Menurut sifatnya, plot dibedakan menjadi tiga yaitu :

1.        Plot terbuka

Akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita;

2.      Plot tertutup

Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. Lebih dititikberatkan pada permasalahan dasar;

3.        Plot campuran (terbuka dan tertutupa)

Kita dapat memilih atau menggunakan salah satu jenis plot/alur dalam cerpen yang kita buat.

(4). Latar (setting)

Latar atau setting adalah penggambaran mengenai waktu, tempat, dan suasana yang terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. Tokoh-tokoh dalam cerita hidup pada tempat dan waktu (masa) tertentu. Karena itu,  peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh-tokoh cerita terjadi pada tempat dan waktu (masa) tertentu pula. Dimana peristiwa itu terjadi dan kapan waktu terjadinya, itulah yang disebut latar atau setting.

Latar dibedakan menjadi tiga, yaitu latar waktu, latar tempat, latar suasana.

1.    Latar waktu adalah (masa) tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu terjadi.

2.    Latar tempat adalah lokasi atau bangunan fisik  lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.

3.    Latar suasana adalah salah satu unsur intrinisik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya yang bersamaan degan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu. Misalnya saja, suasana gembira, sedih, tegang, penuh semangat, tenang, damai. Suasana dalam cerita biasanya dibangun bersamaan pelukis tokoh utama.

(5). Gaya Bahasa

              Yang dimaksud dengan gaya bahassa adalah cara khas seorang pengarang dalam mengungkapkan ide atau gagasan melalui cerita. Dengan kata lain, gaya bahasa adalah cara pengarang mengungkapkan gagasan melalui bahasa yang digunakan pengarannya. Pengarang memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kalimat dengan menggunakan gaya tertentu sesuai dengan ciri khas kepribadiannya.

(6). Sudut Pandang (point of view)

              Sudut pandang atau point of view disebut juga pusat pengisahan. Sudut pandang adalah posisi pencerita dalam menyampaikan ceritanya. Dengan kata lain, sudut pandang menyangkut cara pengarang menempatkan diri atau mengambil posisi dalam menentukan cerita.

              Sudut pandang pencerita ada empat macam, yaitu sudut pandang mahakuasa, sudut pandang orang pertama, sudut pandang peninjau, dan sudut pandang objektif.

a.       Sudut pandang mahakuasa

                     Pengarang menentukan seluruh ceritanya seakan-akan dia tahu segalanya. Pengarang menceritakan semua tingkah laku tokoh-tokohnya baik yang dikerjakan, dipikirkan, maupun yang dirasakan para tokoh cerita.

b.      Sudut pandang orang pertama

               Pengarang menentukan seorang tokoh saja yang mengetahui seluruh cerita. Dalam cara ini tokoh pencerita hanya menceritaakan apa yang diketahuinya saja. Dalam hal ini, biasanya pengarang menggunakan gaya penulisan “aku”.

c.      Sudut pandang penijau

                     Pengarang memilih salah satu tokoh untuk diikuti ceritanya. Dalam hal ini, pengarang tidak  terkait dengan cara memandang  seluruh cerita  lewat watak tertentu tokoh aku lagi, tetpai lebih bebas.

d.      Sudut pandang objektif

                     Sudut pandang objektif hampir sama dengan sudut pandang mahakuasa, hanya pengarang tidak sampai melukiskan keadaan batin tokoh-tokoh cerita. Dalam hal ini pengarang hanya pengarang hanya menceritakan atau melukiskan apa yang dilakukan dan dialami tokoh-tokoh cerita.

(7). Amanat/pesan

            Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca/penonton/pendengar.  Ada beberapa cara mengungkapkan pesan, yaitu:

a.    Secara eksplisit, pengarang mengemukakan pesan secara lansung (tertera dalam cerita).

b.    Secara implisit, pengarang mengemukakan pesannya secara tidak langsung. Jadi pembaca sendiri yang harus mencarinya (tersirat).

b. Unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik atau unsur luar adalah unsur-unsur dari luar yang mempengaruhi karya sastra. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu dari luar. Yang termasuk unsur ekstrinsik, yaitu latar belakang kehidupan pengarang, pandangan hidup pengarang, situasi sosial budaya yang melatari lahirnya karya sastra

Dalam unsur ekstrinsik karya sastra ada unsur yang selalu ada dalam cerita pendek, novel, drama dan puisi yaitu.

1.      Latar belakang pengarang;

2.      Aspek-aspek sosial politik;

3.      Kondisi sosial dan budaya;

4.      Agama;

5.      Moral;

6.      Filsafat.


No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts