Sebagai langkah awal, mengelola
program pelatihan adalah penjajagan dan analisis kebutuhan pelatihan, baik
kebutuhan pelatihan yang bersifat kelembagaan, kesatuan unit dalam lembaga atau
kebutuhan pelatihan yang bersifat individual. Kebutuhan pelatihan ini dapat
dikategorikan dalam dua jenis, yaitu kebutuhan yang ada saat ini maupun
kebutuhan pelatihan di masa yang akan datang, sebagai akibat adanya berbagai
perubahan. Di sisi lain, langkah ini disertai pula dengan identifikasi sumber
daya yang dimiliki sehingga memungkinkan permasalahan tersebut dapat
dipecahkan.
Mengingat adanya berbagai
keterbatasan, baik keterbatasan dana maupun keterbatasan lain, perlu pula
ditempuh berbagai langkah untuk menetapkan skala prioritas, dengan menguji
"bagian atau unit manakah atau siapa saja dan posisi apa saja" yang
perlu diprioritaskan dengan jalan melakukan analisis jabatan atau analisis
posisi melalui analisis tugas, uraian tugas, dan analisis spesifikasi tugas,
kemudian dilanjutkan dengan analisis terhadap pengetahuan, ketrampilan yang
dibutuhkan untuk memenuhi "standar" yang diharapkan dalam uraian
tugas yang ada. Berdasarkan hasil analisis ini, langkah berikutnya menetapkan
"siapa" atau "calon peserta" yang potensial untuk mengikuti
program pelatihan.
Dari rangkaian kegiatan tersebut,
secara garis besar sudah dapat teridentifikasi "isi" atau
"materi" pelatihan yang diharapkan untuk dapat memenuhi persyaratan
berdasarkan dalam "uraian tugas" dan "tujuan lembaga".
Kemudian langkah terperinci dan spesifik dapat disusun dalam tahapan-tahapan
perencanaan pelatihan.
Dalam mendasain dan merencanakan
program pelatihan, hendaknya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan
berbagai pihak terkait, terutama pihak manajemen untuk memperoleh komitmen
lebih jauh guna "menciptakan situasi yang mendukung dalam implementasi dan
pasca pelatihan. Keterlibatan dan komitmen semua pihak, terutama pihak
manajemen, akan menjadi kunci keberhasilan program pelatihan. Pepatah
mengatakan bahwa "perencanaan yang baik berarti setengah pekerjaan telah
terselesaikan". Pada umumnya, perencanaan pelatihan lebih banyak
membutuhkan waktu daripada pelaksanaannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam merencanakan program pelatihan, antara lain: (1) latar belakang kegiatan,
(2) tujuan pelatihan; (3) peserta pelatihan; (4) biaya/sumber dana; (5) waktu
dan tempat pelatihan, (6) jadwal pelatihan (waktu, materi, dan pemateri); (7)
susunan panitia pelaksana; (8) tata tertib; dan (9) narasumber. Dalam
pelaksanaannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara
pelatihan yang menyangkut komunikasi, logistik, fasilitator, peserta dan
prasarana pendukung lainnya.
Terakhir adalah evaluasi pelatihan
dan tindak lanjut. Banyak pelatihan yang dilakukan hanya menyelenggarakannya
saja, setelah itu tidak ada tindak lanjutnya. Evaluasi pelatihan dan tindak
lanjut sangat penting untuk mengetahui berbagai kekurangan, kelemahan, dan
kelebihan, baik penyelenggaraan pelatihan maupun proses yang terjadi
(Stufflebeam & Shinkfield, 1985). Dalam melakukan penilaian terdapat
kegiatan menentukan nilai suatu program (judgement). Objek evaluasi adalah
program yang hasilnya memiliki banyak dimensi, antara lain, kemampuan,
kreativitas, sikap, minat, dan keterampilan. Melalui evaluasi dan tindak
lanjut, pelatihan dapat diketahui manfaat dan dampaknya.
No comments:
Post a Comment