1.
Relasi dan Fungsi linear dalam pemecahan masalah
A. RELASI
1. Pengertian Relasi
Antara elemen-elemen dari dua buah
himpunan seringkali terdapat suatu relasi atau hubungan tertentu.
Misalnya
:
A = { 2, 3, 5 }
B = { 1, 4, 7, 10, 14 }
Akan
kita tinjau relasi “ adalah faktor dari “ antara elemen-elemen himpunan A
dengan elemen-elemen himpunan B. Tampaklah bahwa :
2 adalah faktor dari 4
2 adalah faktor dari 10
2 adalah faktor dari 14
5 adalah faktor dari 10
R adalah suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B bhb. R A x B
Jika
(x,y) Î R, maka dikatakan bahwa ”x berelasi dengan y” (ditulis ”xRy”). Jika R
adalah suatu relasi dari B ke A dengan R = {(y, x) (x,y) Î R},
maka jelaslah bahwa R B x A
Contoh
:
A = { -3, 3, 4, 7, 10 }
B = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
Relasi
“berselisih 2 dengan” antara elemen-elemen himpunan A dengan elemen-elemen
himpunan B dapat disajikan sebagai himpunan bagian dari A x B, yaitu :
R =
{ ( x,y ) xÎ A,
yÎ B, = 2 }
= { (3,5), (4,2), (4,6),(7,5),(10,8) } A X B
( 4,6 ) Î R, maka dikatakan bahwa “ 4 berelasi dengan 6 “ ( 4 berselisih 2 dengan
6 ) atau 4R6.
R = { (5,3),(2,4),(6,4),(5,7),(8,10)}
B. Fungsi
1. Pengertian Fungsi
Antara
anggota-anggota dari suatu himpunan dapat terjadi suatu relasi dengan
anggota-anggota dari himpunan yang lain. Misalnya antara anggota-anggota
himpunan semua pria dengan anggota-anggota semua wanita dapat diadakan relasi “
suami “.
Secara matematis suatu relasi R antara anggota-anggota himpunan A dengan
anggota-anggota himpunan B dapat dipandang sebagai himpunan bagian dari produk
Cartesius kedua himpunan itu.
R A x B.
Misalnya
: A = { 1, 3, 5 } dan B = { 2, 0, 4 }, maka relasi ”lebih kecil” antara
anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B dapat disajikan
dengan: R = { (1, 2), (1, 4), (3, 4) } A x B.
Suatu
relasi antara anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B
disebut Fungsi (pemetaan) bhb relasi itu mengkaitkan setiap anggota A
dengan tepat satu anggota B.
A. Suatu fungsi f : A B disebut fungsi konstan jika
bayangan semua anggota A adalah satu anggota yang sama dari B.
f : A B adalah fungsi konstan bhb (!cÎB) (xÎA) . f ( x ) = c
B. Suatu fungsi f
: A B disebut fungsi indentitas jika bayangan dari
setiap anggota dari A ialah dirinya sendiri. ( Daerah asal dan saerah kawan
dari suatu fungsi identits adalah himpunan yang sama ).
f
: A A adalah fungsi indentitas bhb.(xÎA). f ( x ) = x
Jelaslah
bahwa suatu fungsi identitas adalah fungsi yang bijektif.
2.
Sistem persamaan linear dalam pemecahan masalah
Bentuk-bentuk persamaan tersebut
memiliki satu variabel yang belum diketahui nilainya. Bentuk persamaan seperti
inilah yang dimaksud dengan linear satu variabel.
Seperti yang telah dipelajari
sebelumnya, untuk penyelesaian dari persamaan linear satu variabel dapat
digunakan beberapa cara. Salah satu di antaranya dengan sifat kesamaan.
Perhatikan uraian persamaan berikut.
Jadi, diperoleh nilai x = 4 dan
himpunan penyelesaian, Hp = {4}. Untuk lebih jelasnya, coba kamu perhatikan dan
pelajari Contoh Soal 4.2 berikut.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali
permasalahan-permasalahan yang dapat dipecahkan menggunakan SPLDV. Pada
umumnya, permasalahan tersebut berkaitan dengan masalah aritmetika sosial.
Misalnya, menentukan harga satuan barang, menentukan panjang atau lebar
sebidang tanah, dan lain sebagainya.
3.
Persamaan/pertidaksamaan kuadrat dalam pemecahan
masalah
v
Pengertian Persamaan Kuadrat
Bentuk Umum Persamaan Kuadrat
Dimana a, b, c є R dan a ≠ 0.
Koefisien x2
konstanta
Koefisien x
Bentuk Lain Persamaan Kuadrat :
Dengan demikian persamaan kuadrat adalah persamaan berderajat dua dalam x
v Cara- cara Menyelesaikan Persamaan Kuadrat
a.
Memfaktorkan
untuk bentuk ax2 + bx + c = 0), maka
kalian harus menentukan dua buah bilangan yang jumlahnya b dan hasil kalinya c
b.
Melengkapkan
kuadrat sempurna
ialah
mengubah suatu bentuk kuadrat menjadi bentuk kuadrat sempurna.
Misalnya x2 – 2x diubah menjadi bentuk
kuadrat sempurna x2 – 2x + 1 = (x - 1)
c.
Menggunakan rumus kuadrat
Dengan
b2 – 4ac ≥
Nilai diskriminan (D)
Jika b2 –
4ac < 0 maka persamaan kuadrat tidak
memiliki penyelesaian
Jika b2
Jika b2 – 4ac = 0 maka persamaan kuadrat
memiliki tepat satu penyelesaian
Jika b2 – 4ac
> 0 maka persamaan kuadrat memiliki dua penyelesaian
v Menyusun Persamaan Kuadrat
|
Untuk akar-akar
sebuah persamaan yang telah diketahui.
Ø Memakai faktor :
Ø Memakai rumus jumlah dan hasil kali
akar-akar
Diperoleh dari penjumlahan dan perkalian rumus abc
x1
+ x2 = -b + √ b2 – 4ac + - b - √ b2 – 4ac
2a 2a
= -2b
2a
= -b
a
x1
x x2 = -b + √ b2 – 4ac x - b - √ b2 – 4ac
2a 2a
= b2 – (b2 – 4 ac)
4a2
= 4ac
4a2
= c
a
|
Sehingga dapat dinyatakan
Contoh 1 :
☺ Bagaimana
merubah persamaan 2x2 = 3x - 8 ke dalam bentuk umum???
Penyelesaian : 2x2 = 3x – 8
<=> 2x2 - 3x =
3x-3x -8 (kedua ruas dikurangi
3x)
<=> 2x2 – 3x = -8
<=> 2x2 - 3x + 8 = -8 + 8 (kedua ruas ditambah 8)
<=> 2x2
– 3x + 8 = 0
Jadi
a = 2, b = - 3 dan c = 8
Contoh 2 :
Cara memfaktorkan
Contoh
: x2 – 5 x + 6 = 0
<=> ( x-2 ) ( x-3 ) = 0
<=> x- 2 = 0
atau x - 3 = 0
<=> x = 2 atau x = 3
Sehingga himpunan penyelesaiannya adalah {2, 3}
Contoh 3
Cara Melengkapakan Kuadrat
Contoh : Menentukan
himpunan penyelesaian dari persamaan x2 + 2x – 15 = 0 !
Jawab : x2
+ 2x – 15 = 0
x2
+ 2x = 15
Agar x2 + 2x menjadii bentuk
kuadrat sempurna, harus ditambah dengan kuadrat dari setengah koefisien x + (½
x 2)2 = 12 = 1
Dengan menambahkan 1 pada kedua ruas,
diperoleh :
x2
+ 2x + 1 = 15 + 1
<=> (x + 1)2 = 16
<=> x + 1 = ± √16
<=> x + 1 = ± 4
<=> x + 1 = 4 atau x + 1 = -4
<=> x = 4 - 1 atau x = -4 -1
<=> x = 3 atau x = -5
Jadi, himpunan penyelesaiannya
adalah {3, -5}
Contoh
4
a.
Menggunakan
rumus kuadrat
Menentukan
himpunan penyelesaian persamaan x2 + 4x – 12 = 0
a =1
b = 4 c = -12
penyelesaian
x1,2 = - b ± √b2 – 4ac
2a
<=> x1,2 = - 4 ± √42 – 4 x 1x (-12)
2 x 1
<=> x1,2 = - 4 ± √16 + 48
2
<=> x1,2 = - 4 ± √64
2
<=> x1,2 =
- 4 ± 8
2
<=> x1,2 =
- 4 + 8 atau x1,2 = - 4
- 8
2
2
<=> x1 = 2
atau x2 = -6
jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-6, 2}
4.
Aritmatika
5.
Geometri dan pengukuran
6.
Statistika dan peluang
a. Statistik,
Populasi, dan Sampel
1). Statistik dan Statistika
Statistik adalah suatu angka yang memberikan
gambaran tentang masalah/ kondisi suatu obyek.
Misalnya
: Nilai
rata-rata ujian Nasional mata pelajaran Matematika adalah 63,73
Kelulusan
ujian suatu sekolah 75 %
Statistik
kecelakaan lalu lintas di Indonesia termasuk tinggi
Statistika
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara pengumpulan data,
penyusunan/penyajian data,
pengolahan/penghitungan data, Menganalisa data, dan penarikan kesimpulan secara
rasional
2). Populasi dan Sampel
Populasi adalah
keseluruhan obyek yang diteliti.
Sampel (contoh) adalah
sebagaian dari populasi benar-benar diteliti.
3). Datum dan data
Data adalah bentuk jamak dari datum.
Datum adalah keterangan dalam bentuk angka atau
lambang yang dihimpun dari suatu pengamatan.
Data dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
:
a). Data
Kuantitatif
Data
kuantitatif adalah data yang berupa bilangan.
Data
kuantitatif dapat dikelompokkan lagi menjadi :
1. Data
ukuran = data kontinu
adalah data yang diperoleh dari
pengukuran.
Misalnya
: Data tentang hasil pengukuran tinggi
badan, suhu badan, nilai ulangan, dsb.
2. Data cacahan = data diskrit
adalah
data yang diperoleh dari membilang.
Misalnya : - Data tentang banyaknya pengunjung suatu pameran tiap hari.
- Data tentang
banyaknya kendaraan roda empat ke atas yang melewati suatu jalan tiap menit.
b). Data Kualitatif
Data
kualitatif adalah data yang berupa kualitas suatu obyek
Misalnya : - Data tentang benda-benda yang rusak, baik.
- Data
tentang orang-orang yang : berhasil, gagal, senang, gemar, puas, dsb.
1.2. Pengumpulan data
1). Pengumpulan data
Dalam mengumpulkan data dapat
menggunakan metode :
a). Metode
sensus, yaitu mengumpulkan data dari setiap anggota populasi yang diteliti.
b). Metode
sampling, yaitu mengumpulkan data dari sebagian anggota populasi yang diteliti.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
metode :
a). Studi
Pustaka/literatur/internet
b). Penelitihan
lapangan : tes, pengamatan, pengukuran, angket, wawancara.
2). Pembulatan
Khusus
untuk data yang berupa bilangan hasil suatu pengukuran, sering dijumpai
nilai-nilai yang tidak teratur sehingga mempersulit pengolahannya. Oleh karen
itu perlu dilakukan suatu pembulatan sesuai dengan keperluan sehingga diperoleh
data yang nilai-nilainya teratur mempermudah dalam analisanya.
Ada tiga cara untuk membulatkan suatu
bilangan, yaitu :
a). Pembulatan
ke satuan terdekat
b). Pembulatan
ke banyaknya angka desimal
c). Pembulatan ke banyaknya angka signifikan
Bentuk
umum bilangan pada suatu data : ,
Keterangan
:
a
disebut angka satuan Banyaknya tempat
desimal
b disebut angka puluhan p disebut
satu tempat desimal
c disebut angka ratusan q disebut
dua tempat desimal
d disebut angka ribuan r disebut
tiga tempat desimal
e disebut angka puluhan ribu, dst
Contoh-1 :
Bilangan 98765, 234
angka
satuannya adalah .... Banyaknya
tempat desimal :
angka
puluhannya adalah .... 2
disebut .... tempat desimal
angka ratusaanya adalah .... 3 disebut .... tempat desimal
angka ribuannya adalah .... 4 disebut .... tempat desimal
angka puluhan ribunya adalah
....
a). Pembulatan ke satuan terdekat
Aturan
: * Jika angka setelah angka satuan lebih dari
atau sama dengan 5, maka angka satuannya ditambah satu.
* Jika angka
setelah angka satuan kurang dari 5, maka angka dibelakang angka satuan
dihilangkan.
Contoh 2 :
Bulatkan
bilangan-bilangan berikut ke satuan
terdekat :
a. 35,4 b. 172,54 c. 7,635
Jawab :
Pembulatan ke satuan
terdekat :
a. 35,4 dibulatkan menjadi ....
b. 172,54 dibulatkan menjadi ...
c. 7,635 dibulatkan menjadi ....
b). Pembulatan ke banyaknya angka desimal
Contoh 3 :
Bulatkan 23,7362802 ke
:
a. satu tempat desimal d. empat
tempat desimal
b. dua tempat desimal e. enam tempat desimal
c. tiga tempat desimal
Jawab :
23,7362802 dibulatkan ke :
a. satu tempat desimal menjadi ....
b. dua tempat desimal menjadi ...
c.
tiga
tempat desimal menjadi ...
d.
empat
tempat desimal menjadi ....
e.
enam
tempat desimal menjadi ...
c). Pembulatan
ke banyaknya angka signifikan
Untuk menyatakan
ketelitihan suatu ukuran dapat menggunakan banyaknya angka yang dipakai
(banyaknya angka signifikan). Banyaknya angka signifikan adalah banyaknya angka
yang dimulai dari angka terdepan yang tidak nol.
Contoh 4 :
Ø 3,40 m artinya ukuran sampai ketelitihan
perseratus meter.
Jadi,
3,40 mempunyai 3 angka signifikan.
Ø 0,0540 km artinya ukuran sampai
ketelitihan persepuluhribu kilometer.
Jadi, 0,0540 mempunyai 3 angka signifikan.
3). Pemeriksaan Data
Sebelum mengolah suatu data hasil penelitihan perlu
diadakan pemeriksaan secara keseluruhan untuk menghindari keraguan data yang
diperoleh. Mungkin ada kesalahan pada alat ukurnya, kurang teliti dalam membaca
alat ukurnya, kesalahan pencatatannya, dan sebagainya sehingga diperoleh data yang tidak meragukan
kebenarannya.
7.
Transformasi geometri
- TRANLASI
Minggu lalu, Candra duduk di pojok kanan baris
pertama di kelasnya. Minggu ini, ia berpindah ke baris ketiga lajur keempat
yang minggu lalu ditempati Dimas. Dimas sendiri berpindah ke baris kedua lajur kedua
yang minggu lalu ditempati Sari. Perhatikan perpindahan tempat duduk Candra dan
Dimas ini.
·
Candra
berpindah 2 lajur ke kiri dan 2 baris ke belakang. Saat berpindah ini, Candra
telah melakukan translasi 2 satuan ke kiri dan 2 satuan ke atas yang ditulis
sebagai
·
Kemudian,
Dimas berpindah 2 lajur ke kiri dan 1 baris ke depan. Saat berpindah ini, Dimas
telah melakukan translasi 2 satuan ke kiri dan 1 satuan ke bawah yang ditulis
sebagai
·
Misalkan,
tempat duduk Candra minggu lalu di titik N(a, b) pada koordinat
Cartesius. Dengan translasi , diketahui tempat duduknya inggu ini pada titik N ’(a-2,b+2).Kalian dapat
menuliskan translasi ini sebagai berikut
Dengan
prinsip yang sama, jika titik P(x, y) ditranslasikan
dengan maka diperoleh
bayangannya . Secara
matematis, ditulis sebagai berikut.
Sekarang, translasikan
lagi bayangan yang telah kalian peroleh dengan Didapat, Perhatikan bahwa
Ini berarti
diperoleh dengan
mentranslasikan dengan Translasi T ini
merupakan translasi T1 dilanjutkan dengan T2, yang ditulis sebagai
Oleh
karena dan maka
Akibatnya,
titik ditranslasikan dengan T1
dilanjutkan dengan translasi T2 menghasilkan bayangan sebagai berikut
Sifat:
·
Dua buah translasi berturut-turut diteruskan dengandapat digantikan dengan translasi tunggal
·
Pada suatu translasi setiap bangunnya tidak berubah.
Contoh:
1. Translasi memetakan titik A(1,2) ke titik A'(4,6)
a. Tentukan translasi tersebut !
b. Tentukanlah bayangan segitiga ABC dengan titik sudut A(1, 2), B(3, 4), dan C(-5, 6) oleh translasi tersebut.
c. Jika segitiga yang kalian peroleh pada
jawaban b ditranslasikan lagi dengan Tentukan bayangannya!
d. Translasikan segitiga ABC dengan translasi T2 ◦T1. Samakah jawabannya dengan jawaban c?
Jawaban
a.
Diperoleh 1+p = 4 sehingga p = 3
2+q
= 6 sehingga q = 4
Jadi
translasi tersebut adalah
b. translasi artinya artinya memindahkan suatu titik 3 satuan ke
kanan dan 4 satuan ke atas. Dengan mentranslasikan titiktitik A', B', dan C' dari segitiga ABC dengan translasi T1, kalian memperoleh segitiga A'B'C' sebagai berikut
Jadi bayangan segitiga ABC adalah segitiga A'B'C' dengan titik A'(4,6), B'(6,8), dan C'(-2,10)
c.
Jadi bayangan segitiga A'B'C' adalah segitiga A''B''C''
dengan titik A''(3,5), B''(5,7) dan C''(-3,9)
d. translasi titik
Jadi bayangan segitiga ABC adalah segitiga A'B'C'
dengan titik A'(3,5), B'(5,7) dan C'(-3,9) Perhatikan
bahwa segitiga yang kalian peroleh pada jawaban c sama dengan segitiga yang kalian peroleh pada
jawaban d.
2. Tentukan bayangan lingkaran (x-3)2 + (y+1)2 = 4 jika
ditranslasikan !
Jawab
Ambil sembarang titik P(a,b) pada lingkaran (x-3)2
+ (y+1)2 = 4 sehingga diperoleh (a-3)2 + (b+1)2 = 4
Translasikan titik P dengan sehingga diperoleh
Jadi titik P'(a-5,
b+2)
Perhatikan bahwa: a'= a - 5. Dari persamaan (*), didapat a = a'+ 5.
b'= b + 2. Dari persamaan (*),
didapat b =
b' - 2.
Dengan mensubstitusi nilai a dan b ini ke persamaan (*), akan
Diperoleh (a'+ 5-3)2 + (b' - 2+1)2 = 4
(a'+ 2)2 + (b' - 1)2 = 4
Jadi bayangan dari (a'+ 5-3)2
+ (b' - 2+1)2 = 4 jika ditranslasikan denganadalah (a'+ 2)2
+ (b' - 1)2 = 4
- REFLEKSI
Kalian pasti sering bercermin. Ketika bercermin,
amatilah diri dan bayangan kalian. Apakah memiliki bentuk dan ukuran yang sama?
Amati pula jarak diri kalian ke cermin. Samakah dengan jarak bayangan kalian ke
cermin? Dengan bercermin dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kalian
akan menemukan beberapa sifat pencerminan.
Dari gambar tersebut, kalian dapat mengatakan
bahwa:
• Lingkaran Q kongruen dengan bayangannya,
yaitu lingkaran Q’
• Jarak setiap titik pada lingkaran Q ke
cermin sama dengan jarak setiap titik bayangannya ke cermin, yaitu QA = Q’A
dan PB = P’ B.
• Sudut yang dibentuk oleh cermin dengan garis
yang menghubungkan setiap titik ke bayangannya adalah sudut siku-siku.
Sifat-sifat tersebut merupakan sifat-sifat
refleksi.
Matriks yang
bersesuaian dengan tranformasi geometri
Refleksi
|
Rumus
|
Matriks
|
Refleksi terhadap sumbu-x
|
|
|
Refleksi terhadap sumbu-y
|
|
|
Refleksi terhadap garis y=x
|
|
|
Refleksi terhadap garis y=-x
|
|
|
Refleksi terhadap garis x=k
|
|
|
Refleksi terhadap garis y=k
|
|
|
Refleksi terhadap titik (p,q)
|
Sama dengan rotasi pusat (p,q) sejauh
180˚
|
|
Refleksi terhadap titik pusat (0,0)
|
|
|
Refleksi terhadap garis y=mx,m=tan α
|
|
|
Refleksi terhadap garis y=x+k
|
|
|
Refleksi terhadap garis y=-x+k
|
|
|
- ROTASI
Rotasi
|
Rumus
|
Matriks
|
Rotasi dengan pusat (0,0) dan sudut putar α
|
|
|
Rotasi dengan pusat P(a,b) dan sudut putar α
|
|
|
Keterangan
α + : arah putaran berlawanan putaran jarum jam
α - : arah putaran searah putaran jarum jam
- DILATASI
Aini dan teman-temannya berkunjung ke
IPTN. Di sana, mereka mengamati miniatur sebuah pesawat terbang. Miniatur
pesawat terbang ini mempunyai bentuk yang sama dengan pesawat terbang
sesungguhnya, tetapi ukurannya lebih kecil. Bentuk seperti miniatur pesawat
terbang ini telah mengalami dilatasi diperkecil dari pesawat terbang
sesungguhnya. Selain dilatasi diperkecil, terdapat pula dilatasi diperbesar,
misalnya pencetakan foto yang diperbesar dari klisenya. Faktor yang menyebabkan
diperbesar atau diperkecilnya suatu bangun ini disebut faktor dilatasi. Faktor
dilatasi ini dinotasikan dengan huruf kecil, misalnya k.
• Jika k $ _ 1 atau k 0 1, maka hasil dilatasinya diperbesar
• Jika _1 $ k $ 1, maka hasil
dilatasinya diperkecil
• Jika k _
1, maka hasil dilatasinya tidak
mengalami perubahan
Dilatasi
|
Rumus
|
Matriks
|
Dilatasi
dengan pusat (0,0) dan factor dilatasi k
|
|
|
Dilatasi
dengan pusat P(a,b) dan faktor
dilatasi k
|
|
|
- KOMPOSISI TRANSFORMASI DENGAN MARIKS
Matriks yang bersesuaian dengan transformasi geometri
Transformasi
|
Rumus
|
Matriks
|
Identitas
|
|
|
Translasi
|
|
|
Refleksi terhadap sumbu-x
|
|
|
Refleksi terhadap sumbu-y
|
|
|
Refleksi terhadap garis y=x
|
|
|
Refleksi terhadap garis y=-x
|
|
|
Refleksi terhadap garis x=k
|
|
|
Refleksi terhadap garis y=k
|
|
|
Refleksi terhadap titik (p,q)
|
Sama dengan rotasi pusat (p,q) sejauh
180˚
|
|
Refleksi terhadap titik pusat (0,0)
|
|
|
Refleksi terhadap garis y=mx,m=tan α
|
|
|
Refleksi terhadap garis y=x+k
|
|
|
Refleksi terhadap garis y=-x+k
|
|
|
Rotasi
dengan pusat (0,0) dan sudut putar α
|
|
|
Rotasi
dengan pusat P(a,b) dan sudut putar
α
|
|
|
Dilatasi dengan pusat (0,0) dan
factor dilatasi k
|
|
|
Dilatasi dengan pusat P(a,b) dan faktor dilatasi k
|
|
|
Komposisi transformasi
- komposisi dua translasi berurutan
Diketahui dua translasi dan . Jika translasi dilanjutkan translasi maka dinotasikan ”” dan translasi tunggalnya adalah T=T1+T2=T2+T1(sifat
komutatif).
- komposisi dua refleksi berurutan
a. refleksi
berurutan terhadap dua sumbu sejajar
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap
garis x=a dilanjutkan terhadap garis x=b. Maka bayangan akhir A adalah yaitu:
x'=2(b-a)+x
y'=y
Jika
titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis y=a dilanjutkan terhadap garis y=b.
Maka bayangan akhir A adalah yaitu:
x'=x
y'=2(b-a)+y
b. refleksi
terhadap dua sumbu saling tegak lurus
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap
garis x=a dilanjutkan terhadap garis y=b (dua sumbu yang saling tegak lurus)
maka bayangan akhir A adalah sama dengan rotasi titik A(x,y) dengan pusat
titik potong dua sumbu (garis) dan sudut putar 180˚
c. refleksi
terhadap dua sumbu yang saling berpotongan
Jika titik A(x,y) direleksikan terhadap
garis g dilanjutkan terhadap garis h, maka bayangan akhirnya adalah dengan pusat perpotongan garis g dan h dan
sudut putar 2α(α sudut antara garis g dan h) serta arah putaran dari garis g ke
h.
Catatan
d. sifat
komposisi refleksi
Komposisi refleksi (refleksi berurutan)
pada umumnya tidak komutatif kecuali komposisi refleksi terhadap sumbu x
dilanjutkan terhadap sumbu y (dua sumbu yang saling tegak lurus).
- rotasi berurutan yang sepusat
- Diketahui
rotasi R1(P(a,b),α) dan R2(P(a,b),β), maka
transformasi tunggal dari komposisi transformasi rotasi R1
dilanjutkan R2 adalah rotasi R(P(a,b),α+β)
- Rotasi
R1 dilanjutkan R2 sama dengan rotasi R2 dilanjutkan
R1
- komposisi transformasi
Diketahui transformasi maka transformasi
tunggal dari transformasi:
- T1
dilanjutkan T2 (T2 ◦ T1)
adalah T=T2 . T1
- T2
dilanjutkan T1 (T1 ◦ T2)
adalah T=T1 . T2
Catatan T1 . T2 = T2
. T1
- bayangan suatu kurva/bangun oleh dua transformasi atau lebih
Contoh: Tentukan bayangan garis -4x+y=5
oleh pencerminan terhadap garis y=x dilanjutkan translasi !
Jawab: misal titik P(x,y) pada garis
-4x+y=5
P(x,y)
dicerminkan terhadap garis y=x, bayangannya P'(y,x)
P'(y,x)
ditranslasi . Bayangannya P''(y+3, x+2)=P''(x'',y'')
Jadi x''
= y +3 → y = x''-3
y''
= x +2 → x = y'' -2
persamaan
-4x+y=5 → -4(y'' -2) + (x'' - 3) = 5
-4y'' + 8 + x''
– 3 = 5
x''
- 4y''= 0
jadi
bayangan akhirnya adalah x - 4y= 0
- luas bangun hasiltranformasi
Jika suatu bangun (segitiga,
lingkaran, dan lain-lain) ditransformasikan maka:
- Luas
bangun bayangan tetap untuk transformasi : translasi, refleksi, dan
rotasi.
- Luas
bangun bayangan berubah untuk transformasi dilatasi, yaitu jika luas
bangun mula-mula L setelah didilatasi oleh [P(a,b),k], maka luas bangun
bayangannya adalah L'=k2 +L
8.
Logika/penalaran
9.
Penggunaan media dan sumber belajar
No comments:
Post a Comment